SUMATERAEKSPRES.ID - Berdasarkan prinsip etika lingkungan, sebagai makhluk hidup, kehidupan manusia memiliki hubungan keterkaitan yang erat dengan lingkungan hidup. Sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk senantiasa menjaga keseimbangan dan melestarikan lingkungan.
Ada begitu banyak sarana yang bisa memperkenalkan dan mengedukasi upaya melestarikan lingkungan hidup, dan manfaat yang dihasilkannya. Wisata alam merupakan metode efektif dalam menginspirasi kegiatan melestarikan alam dan keuntungan yang bisa didapatkan.
Hutan mangrove. foto : Unair Termasuk wisata hutan mangrove, destinasi hiburan penuh pembelajaran yang dapat dikunjungi oleh seluruh kalangan. Mangrove merupakan tumbuhan dengan berbagai manfaat yang hidup di sepanjang pesisir pantai. Mulai dari menjadi tempat hidup berbagai biota laut, mampu menjernihkan air sekitarnya, sebagai benteng yang menghentikan terjadinya banjir dan abrasi, dan segudang manfaat lainnya.
Dengan adanya obyek wisata ini, selain mendorong masyarakat lokal untuk lebih giat dalam mengelola dan merawat hutan mangrove, juga dapat menjadi ajang mengedukasi pengunjungnya seputar manfaat dan pentingnya keberadaan pohon mangrove. BACA JUGA:Pengertian Hutan, Fungsi dan Manfaatnya bagi Kehidupan
Kali ini, SUMATERAEKSPRES.ID merangkum 5 rekomendasi wisata hutan mangrove yang dapat Anda kunjungi.
1. Taman Wisata Hutan Mangrove Pariaman
Terletak di pantai Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Provinsi Sumatera Barat, Taman Hutan Mangrove Pariaman atau Pariaman Mangrove Park merupakan destinasi wisata minat khusus untuk mendukung konservasi mangrove yang diresmikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Atas dukungan KKP, telah dibangun trek sebagai sarana jelajah hutan bakau yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan masyarakat setempat dan pengunjung perihal rehabilitasi ekosistem pesisir berkelanjutan.
Memiliki luas hutan mangrove sehingga 10 hektare, Taman Hutan Mangrove Pariaman ini menawarkan sensasi menikmati keindahan hutan mangrove sambil berjalan, sekaligus belajar mengenai mangrove berkat banyak papan edukasi yang disediakan oleh pengelola.
Selain itu, wisata hutan mangrove khas Pariaman ini juga seringkali dijadikan tempat penelitian ilmiah, sekaligus wadah bagi pecinta alam untuk turut menanam mangrove di area tersebut. BACA JUGA:Perbedaan Tanaman dan Tumbuhan, Ciri-Ciri dan Jenisnya
2. Hutan Mangrove Kulon Progo
Dikelola oleh masyarakat setempat Kulon Progo, hutan mangrove yang dulunya adalah kawasan konservasi ini tidak hanya berfungsi sebagai pencegah abrasi, tetapi telah dibuka sebagai destinasi wisata dan edukasi.
Terletak di Dusun Pasir Mendit, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kulon Progo, destinasi rekreasi khas DIY Yogyakarta ini menyuguhkan keindahan hamparan pepohonan mangrove seluas 3 hektare.
Hutan mangrove di Jateng. foto visit jateng
Di hutan mangrove Kulon Progo Yogyakarta, pengunjung dapat menyaksikan dan mempelajari jenis bakau api yang hidup di wisata hutan mangrove ini yang bernama Avicenna germinans, atau yang lebih kerap dijuluki bakau api-api yang juga menjadi keunikan dan daya tarik utama tempat ini. BACA JUGA:Sikap Bijak di Hutan
3. Hutan Mangrove Pulau Baai Bengkulu
Keunikan utama yang dapat ditemukan di kawasan hutan mangrove Pulau Baai ini adalah mayoritas pepohonan berjenis mangrove minyak, yang memiliki bentuk dan warna yang khas dibandingkan jenis mangrove lainnya.
Terletak di Kelurahan Sumber Jaya, Kecamatan Kampung Melayu, Provinsi Bengkulu, wisata hutan mangrove milik Pulau Baai ini berlokasi strategis dengan akses yang tidak sulit untuk dikunjungi.
Apalagi, dengan tersedianya jalan setapak yang mempermudah pengunjungnya untuk menjelajahi hutan bakau tanpa merusak ekosistem di sekitarnya, pengunjung juga dapat mengamati kawasan yang menjadi habitat berbagai macam spesies burung dan fauna lainnya ini.
Dengan berkunjung ke Hutan Mangrove Pulau Baai ini, pengunjung dipastikan akan mendapatkan pengalaman menyenangkan sekaligus menambah pengetahuan dan kepedulian betapa pentingnya konservasi lingkungan. BACA JUGA:Perbedaan Tanaman dan Tumbuhan, Ciri-Ciri dan Jenisnya 4. Wisata Hutan Mangrove Pangkal Babu Jambi
Mempunyai luas 121 hektare, kawasan hutan mangrove yang terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi ini dipisahkan menjadi tiga zona yang memiliki perannya masing-masing, kendati tidak tumbuh di pesisir pantai.
Pertama adalah zona pemanfaatan yang memiliki luas sebesar 40 hektare dan dijadikan hanya sebagai sarana budidaya habitat yang menghuni pepohonan mangrove di zona tersebut. Pemanfaatan yang dimaksud berupa pengelolaan udang, kepiting bakau, dan biota air lainnya yang bisa dikonsumsi dan diolah.
Lalu kedua adalah zona perlindungan mangrove dengan luas sebesar 58 hektare, yang dijadikan hanya sebagai areal penanaman, pemadatan, dan konservasi hutan mangrove. Zona ini dilarang untuk dijamah ataupun diganggu.
Sisa 23 hektare dijadikan sebagai zona ekowisata, yaitu dikelola untuk dikunjungi oleh masyarakat dan wisatawan. 5. Kawasan Ekowisata Mangrove PIK
Hutan mangrove PIK. foto salsa wisata Meskipun ekonomi meningkat, lingkungan Pantai Indah Kapuk menghadapi ancaman kerusakan. Hutan mangrove di pesisir utara Jakarta rentan terhadap abrasi dan perubahan fungsi lahan. Masalah sampah juga menjadi perhatian serius. Padahal, hutan mangrove ini memiliki peran penting dalam menjaga garis pantai, menjaga kualitas air dan udara, mencegah intrusi air laut, dan menjaga keanekaragaman hayati.
Wisata mangrove PIK, selain menjadi favorit jujugan liburan, spot pemotretan, hingga prewedding, juga berperan besar dalam upaya pencegahan abrasi pantai, penyeimbang kualitas air dan udara, dan mencegah intrusi air laut.
Kawasan ekowisata mangrove PIK masih mencerminkan ekosistem mangrove yaitu air payau, terpengaruh pasang surut dan memiliki keanekaragaman jenis burung. Keragaman jenis burung khas hutan bakau di Ekowisata Mangrove PIK masih bisa ditemukan pada spot-spot yang memiliki vegetasi tebal, dekat sumber makanan, dan jauh dari aktivitas manusia. (*)
Kategori :