SUMATERAEKSPRES.ID - Meski sama-sama bisa disantap sebagai makanan, cempokak atau terong pipit (Solanum torvum) malah kalah populer dibandingkan leunca (Solanum nigrum).
Inilah sebabnya mengapa masih sedikit orang yang menanam cempokak. Saat ini tanaman ini paling banyak ditemukan di alam.
Cempokak bergabung dengan keluarga terong-terongan. Di Indonesia, selain bernama cempokak atau terong pipit, tanaman ini juga biasa disebut rimbang.
Pohon Cempokak mempunyai daun dan batang yang sederhana. Batangnya memiliki panjang 1,5 sampai 10,5 cm, seringkali dengan duri yang menempel.
BACA JUGA:Anda Harus Tahu. Ini Dia 6 Tanaman Hias 'Ajaib', Ampuh Usir Rayap dari Rumah
BACA JUGA:Sering Dianggap Sebagai Tanaman Liar, Ternyata Ciplukan Memiliki 8 Manfaat Penting untuk Tubuh
Daunnya lonjong, ukuran 27-30 x 20-24 cm, licin, tepi tidak rata. Pangkal runcing, ujung runcing, tepi rata, atasan hijau.
Bunga cempokak berwarna putih berbentuk bintang. Pada umumnya pohon cempokak berbuah pada umur 5 sampai 8 bulan setelah penanaman dimulai.
Pohon ini bisa berbuah sepanjang tahun. Dalam sekali panen, pohon cempokak dapat menghasilkan 1 hingga 3 kg buah/pohon muda.
Bagi kebanyakan orang mungkin agak sulit membedakan buah cempokak dengan buah leunca. Keduanya, terutama saat masih muda, sekilas terlihat sangat mirip.
BACA JUGA:Tanaman Sejuta Khasiat, Ini 10 Manfaat Daun Binahong Bagi Tubuh. Efeknya Nggak Main-Main Lho!
BACA JUGA:7 Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Melon dan Cara Mengatasinya
Namun jika diperhatikan lebih detail, akan terlihat perbedaan yang mencolok antara leunca dan cempokak.
Kulit buah cempokak lebih kasar dan tebal dibandingkan dengan buah leunca.
Buah leunca tidak mempunyai bulu-bulu halus pada kulitnya, sedangkan cempokak mempunyai bulu-bulu halus pada kulitnya.