Revitalisasi KCBN Muaro Jambi Dorong Kemajuan Ekonomi Lokal

Minggu 04 Feb 2024 - 11:44 WIB
Reporter : Dody
Editor : Rian Sumeks

JAMBI, SUMATERAEKSPRES.ID - Kawasan Cagar Budaya Nasional Candi (KCBN) Muaro Jambi, yang berlokasi di tepi Sungai Batanghari, Sumatra, Indonesia, tengah mengalami sentuhan revitalisasi untuk meningkatkan warisan budaya Indonesia.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memandang KCBN Muaro Jambi sebagai fokus dan prioritas dalam upaya pelestarian warisan budaya nasional.

Menurut Fitra Arda, Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, pemerintah sedang berupaya mengoptimalkan program Merdeka Belajar melalui revitalisasi ini.

Dengan pembangunan Kampus Merdeka seluas 30 hektar, pemerintah bertujuan menghidupkan semangat pendidikan sejak abad ke-8.

BACA JUGA:Pencari Harta Karun di Sungai Musi Banyak Hijrah ke Jambi, Ini Penyebabnya

BACA JUGA:Urungkan Niat Kabur ke Jambi, Yabani Putuskan Menyerah dan Minta Jemput Polisi

Kampus ini, yang dirancang sebagai rumah panggung kayu, akan menjadi pusat riset, studi, museum, galeri, laboratorium, dan fasilitas pembelajaran.

Harapannya, Candi Muaro Jambi akan menjadi pusat pendidikan tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga di tingkat Asia Tenggara.

Revitalisasi ini dianggap memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, seperti yang diungkapkan oleh Kasmawati, koordinator pedagang pasar apung di Candi Muaro Jambi.

Genangan air di kawasan ini, akibat revitalisasi, telah menjadi destinasi wisata baru, memicu peningkatan pendapatan masyarakat.

BACA JUGA:Deklarasi Dukungan, Ketum DPP Pujakesuma Jambi: Prabowo Orang Paling Ikhlas untuk Bangsa dan Negara

BACA JUGA:Gubernur Bengkulu H Rohidin Mersyah Raih Penghargaan Kehormatan dari Lembaga Adat Melayu Jambi, Ini Gelarnya

Pasar terapung yang muncul akibat banjir ini menjadi daya tarik bagi pengunjung, memberikan peluang bagi pelaku UMKM.

Para pedagang menjadikan lokasi ini sebagai pasar terapung, menawarkan berbagai produk termasuk buah-buahan hasil kebun, kuliner khas daerah, dan produk lainnya dengan harga terjangkau.

Pasar terapung ini telah beroperasi sebulan penuh, memberikan pendapatan sekitar 2 juta rupiah per hari, bahkan mencapai 10 juta rupiah pada hari libur.

Kategori :

Terkini

Senin 08 Jul 2024 - 21:10 WIB

Daftar ke KPU, Ganti B1 KWK

Senin 08 Jul 2024 - 21:07 WIB

Memimpin dengan Sikap “SIWA”

Senin 08 Jul 2024 - 21:04 WIB

Fokus Pengawasan Coklit

Senin 08 Jul 2024 - 20:57 WIB

E-Coklit Manual Terkendala Sinyal