SUMATERAEKSPRES.ID - Kali ini kita akan kembali membahas seputar tosan aji dan dunia pusaka Nusantara.
Saat ini mayoritas masyarakat di Nusantara, masih banyak yang awam dengan dunia Pusaka dan perkerisan.
Pasalnya banyak pihak yang mengatakan, jika menyimpan, memiliki keris itu dianggap syrik dan keluar dari ajaran ketuhanan yang maha esa.
Bagaimana cara kita menyikapinya?
Penduduk Indonesia mayoritas penduduk muslim. Namun banyak sekali beragam persepsi yang berkembang dalam menyikapi segala sesuatu, termasuk dalam menyikapi masalah urusan Keris yang di jadikan senjata pusaka, khas bagi masyarakat di Nusantara.
BACA JUGA:5 Pamor Keris Dengan Filosofi Kerejekian, Cek Yuk Gais!
BACA JUGA:Inilah Bagian-Bagian Keris yang Harus Anda Ketahui, dari Warangka hingga Pamor
Ada dua pendapat yang meyikapi hal ini, di kalangan Ulama.
Seperti pendapat ulama yang menyatakan memegang keris sama dengan syirik, dan pendapat kedua, ulama Ahlisunah waljamaah yang menyatakan keris itu hanya senjata, menjadi kebutuhan masyarakat serta mempercayai keris mempunyai kekuatan justru hukumnya wajib.
Kok hukumnya wajib? Bagaimana penjelasanya? Kali ini kita bahas pendapat ulama Suni atau ahlisuna waljamaah, seperti pendapat Kh Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang sering di dengan sebut Gus Baha.
Dalam satu pengajiannya, Gus Baha pernah secara langsung membahas masalah adat istiadat masyarakat Jawa yang sangat erat hubungannya dengan keris, tosan aji dan dunia pusaka.
BACA JUGA:WIDIH! Inilah Keris Gagal, Tapi Bernilai di Dunia Tosan Aji
BACA JUGA:BIKIN MERINDING! Inilah Filosofi Keris Tilam Upih Warisan Nusantara, Mau Dapet Keris Ini?
Dalam pengajian itu, Gus Baha mengatakan, banyak yang mengatakan, orang megang keris itu Syirik, ke kuburan Syirik, ini-ini Syirik. itu semua salah besar.
"Salahnya adalah kalimat kebenaran Absolut, ini sudah jadi sibghatallahan ahsanu minallahii bi kalimah," ucapnya.