JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Pendidikan vokasi di Indonesia perlu diperkuat agar menghasilkan lulusan yang tidak hanya siap bekerja, tetapi juga memiliki kompetensi tinggi untuk bersaing dalam era industri modern.
Menyadari urgensi ini, Direktur Jendral Vokasi Kemdikbudristek, Kiki Yulianti, menyatakan bahwa saatnya untuk mengarahkan pendidikan vokasi ke tingkat kompetensi menengah tinggi.
"Dalam menghadapi perkembangan ekonomi dan pembangunan di daerah dan nasional, kita harus melihat ke depan."
"Lulusan vokasi perlu memiliki keterampilan yang lebih tinggi untuk menjawab kebutuhan zaman," ungkap Kiki Yulianti saat Lokakarya dan Ekspos Kinerja Kemitraan dan Penyelarasan Pendidikan Vokasi di Jakarta pada Kamis 25 Januari 2024.
BACA JUGA:Tiongkok Jajaki Investasi bidang Pariwisata-Pendidikan, Investasi di Indonesia Tembus USD 5,6 Miliar
BACA JUGA:Kemenag Buka Peluang Pendidikan: 80 Beasiswa Konghucu untuk S1 Pendidikan Agama dan Komunikasi, Ini Syaratnya!
Pentingnya menggeser fokus dari kompetensi level bawah menjadi tingkat menengah tinggi disoroti oleh Kiki.
Dia menekankan bahwa kompetensi tingkat rendah rentan digantikan oleh mesin, dan oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian agar lulusan vokasi memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan industri saat ini.
"Dalam dunia kerja modern, lulusan vokasi tidak hanya diharapkan untuk menjalankan tugas-tugas rutin, tetapi juga untuk memiliki kemampuan pemecahan masalah dan inovasi."
"Mereka harus mampu memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan industri tempat mereka bekerja," ujar Kiki.
BACA JUGA:Kerja Sama Bidang Pendidikan-Pengamanan Obvit, Rektor Unsri-Kapolda Sumsel Teken MoU
BACA JUGA:8 Usulan Kritis Fortadik untuk Perbaikan Dunia Pendidikan
Menurutnya, seorang lulusan vokasi yang berhasil bukan hanya yang mengikuti instruksi dengan baik, melainkan juga yang dapat berpikir kreatif, belajar mandiri, dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dalam dunia kerja.
Hal ini penting agar lulusan bisa tetap relevan dan produktif meski cara kerja industri mengalami perubahan.
Kiki menegaskan bahwa mencapai tujuan ini memerlukan upaya bersama dari lembaga pendidikan, guru, dosen, dan siswa.
Perlu peningkatan dalam metode pembelajaran, peningkatan kemampuan pengajar, dan peningkatan fasilitas laboratorium.
Siswa juga harus disiapkan untuk menghadapi tugas-tugas yang lebih kompleks agar mereka dapat mengasah kemampuan berpikir dan pemecahan masalah.
"Kami sedang bergerak ke arah yang benar dengan mendorong program-program hibah untuk mendukung ide-ide inovatif dari perguruan tinggi dan sekolah-sekolah."
"Ini langkah positif untuk memastikan bahwa pendidikan vokasi di Indonesia berada di garis depan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di tingkat global," tambahnya.