SUMATERAEKSPRES.ID - Musim Durian sedang berlangsung, dan buah beraroma kuat ini melimpah di seluruh penjuru dengan harga yang terjangkau.
Namun, di Sumatera Selatan, masyarakat memiliki cara unik untuk menjadikan durian tahan lama dengan mengolahnya menjadi 3 makanan tradisional.Mari kita intip cara membuatnya.
1. Tempoyak: Menggoda Lidah dengan Fermentasi
Masyarakat Sumatera Selatan dan Kalimantan gemar mengolah durian menjadi tempoyak, yang bisa digunakan dalam aneka masakan seperti pindang tempoyak, brengkes tempoyak, sambal tempoyak, atau langsung dinikmati.
BACA JUGA:Tak Hanya Dagingnya, Biji Durian Juga Kaya Akan Nutrisi Penting. Begini Cara Mengolahnya yang Benar!
BACA JUGA:Ingat Ya, 6 Makanan Ini Tidak Boleh Disantap Bareng Durian, Efeknya Bikin Mabuk dan Radang
Proses pembuatan tempoyak terbilang mudah. Pisahkan daging durian dan bijinya, tambahkan garam (jumlahnya menentukan lamanya daya tahan), dan simpan dalam wadah tertutup rapat.
Setelah difermentasi, tempoyak bisa dinikmati dalam waktu singkat, minimal 3 hari, hingga berbulan-bulan.
Proses fermentasi beberapa hari memberikan rasa manis, aroma kuat durian, dan sedikit rasa asam, sementara penyimpanan lebih lama memberikan sentuhan asam dan asin dengan tetap mempertahankan citarasa durian.
2. Lempok: Selai Khas Musi Banyuasin
BACA JUGA:Mengapa 6 Jenis Makanan Minuman Ini Tidak Boleh Dikonsumsi Bareng.Durian? Ternyata Ini Alasannya!
BACA JUGA:BERBAHAYA! 6 Makanan Ini Tidak Boleh Bersua dengan Si Raja Buah, Durian
Banyak mengira lempok durian mirip dodol durian, namun, di Musi Banyuasin, proses pengolahan lebih mirip pembuatan selai.
Daging durian dipisahkan dari bijinya, dimasak tanpa tambahan bahan lain hingga kecoklatan. Beberapa resep menambahkan gula, tetapi yang berkualitas tinggi dengan daging durian manis dan tebal tidak memerlukan tambahan gula.
Pengawetan lempok durian membuatnya tahan lama, perkiraan 6 bulan hingga 1 tahun.