Kemudian kelompok kedua yang jumlahnya lebih banyak, menyerang balik memukul mundur. Sama-sama membawa senjata tajam, kelompok kedua terlihat pula membawa celurit, dan gergaji modifikasi dengan gagang panjang.
“Itu tawuran antara budak Aur Gading dengan Banten 1. Sebelum tawuran, mereka ngasah celurit dulu,” ucap sumber koran ini. Warga di sekitar tempat kejadian perkara (TKP), justru resah karena para pelaku tawuran itu orang datangan. Bukan pemuda warga setempat.
Dari video tersebut, para pelaku menggunakan parang, pedang, celurit, gergaji modifikasi, bambu ukuran panjang, dan senjata lainnya. warga hanya bisa melihat dari kejauhan. Tidak berani mendekat. Apalagi melintas, takut kena salah sasaran
Tawuran berlangsung 30-60 menit. Bukan hitungan detik seperti video yang viral beredar. Informasinya, ada 2 korban remaja yang terluka dalam tawuran Minggu dini hari itu. Tawuran sudah sering terjadi setiap malam akhir pekan. Padahal di Silaberanti ada asrama polisi. (afi/air)