PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID -Seiring awal tahun, semakin banyak orang yang berkomitmen untuk hidup sehat, mulai dari mencoba olahraga baru hingga mengatur pola makan dengan mengurangi konsumsi gula.
Salah satu tren diet yang populer adalah tantangan 30 hari tanpa gula.
Namun, seberapa aman metode ini?
Dr. Davie Muhamad, seorang spesialis gizi klinik, menyatakan bahwa pembatasan asupan gula memang diperlukan untuk mencapai gaya hidup sehat.
Konsumsi berlebihan gula, terutama dari pemanis buatan, dapat berdampak negatif pada tubuh.
BACA JUGA:5 Tips Cuci Baju Bekas dari Thrift Shop: Memastikan Kebersihan dan Kesehatan
"Gula sebaiknya dibatasi jika tujuannya untuk kesehatan. Namun, jika tujuannya adalah diet, hal ini masih dapat dilakukan karena gula sebenarnya berisi glukosa, yang merupakan bentuk sederhana dari karbohidrat," ujar Dr. Davie.
Dia juga menekankan bahwa beberapa sumber karbohidrat, seperti nasi, ubi, dan kentang, dapat diubah menjadi glukosa dalam tubuh.
Glukosa merupakan sumber energi yang dapat memenuhi kebutuhan tubuh meskipun tanpa konsumsi gula tambahan.
Namun, Dr. Davie menyoroti bahwa gula sederhana, seperti yang terdapat dalam gula pasir, sirup, dan minuman kemasan, mengandung fruktosa.
BACA JUGA:Hai Cewek! Ini Loh Cara Merawat Jerawat Tanpa Risiko Bopeng Panduan dari Ahli Kulit
BACA JUGA:7 Metode Pengobatan Ala Nabi Muhammad, Apa Sajakah itu?
Konsumsi berlebihan fruktosa dapat menyebabkan peningkatan berat badan karena metabolisme tubuh akan mengubahnya menjadi lemak.
Tentang tantangan diet 30 hari tanpa gula, Dr. Davie menyatakan bahwa metode ini aman, tetapi perlu diperhatikan kebutuhan tubuh masing-masing individu.