Diantaranya, KH. Ma’shum Faqih (Timnas Amin), Khofifah Indar Parawansa (TKN Prabowo-Gibran), dan KH. Mustofa Aqil Siradj (TPN Ganjar-Mahfud).
Nama Khofifah sebagai Ketua Umum Muslimat NU juga masuk dalam jajaran 48 orang Pengurus Pleno PBNU yang dinonaktifkan.
Selain Gubernur Jawa Timur ini, terdapat Ketua Umum Jam’iyatul Qurra’ wal Huffadz Saifullah Ma’shum (Timnas Amin) dan Ketua Umum Persatuan Guru NU KH. Asep Saifuddin Halim (TKN Prabowo-Gibran).
Ada pula nama-nama lainnya seperti Ketua Umum Ikatan Sarjana NU Ali Masykur Musa, Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian NU Nusron Wahid, hingga Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis Yenny Wahid yang juga menjadi timses capres-cawapres pada pilpres 2024.
Mantan Bupati Bondowoso itu menjelaskan, mayoritas nama sudah mengajukan izin cuti atau nonaktif sejak ada penetapan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Surat Keputusan ini dibuat sebagai penegasan dari PBNU atas permohonan nonaktif mereka.
”Semua fungsionaris tersebut adalah nama-nama yang secara resmi tercatat sebagai calon legislatif atau tim sukses calon presiden dan wakil presiden,” tegasnya.
Menanggapi penonaktifan tersebut, Yenny Wahid mengatakan dirinya sudah mengajukan cuti sejak tahun lalu. Pengajuan cuti itu dilakukan dengan kesadaran diri karena membaca peraturan organisasi.
Yenny mengaku tidak hanya di PBNU, pengajuan cuti juga ia lakukan di yayasan Wahid Foundation. ”Karena saya ingin lembaga tetap terjaga netralitas dan marwahnya,” kata Yenny. (*/)