PALEMBANG,SUMATERA EKSPRES.ID - Perkara utang piutang bukanlah perkara ringan. Allah akan mencap manusia sebagai pencuri bila mana menganggap enteng utang.
Rasulullah bersabda: “Siapapun yang berutang dan berniat tidak akan membayar utang tersebut, maka dia akan bertemu Allah SWT dengan status sebagai seorang pencuri.” (HR. Ibnu Majah: 2410)
Karena itu, Islam sebagai agama yang sempurna mengajarkan manusia untuk bijak dan menahan diri untuk berutang. Hal yang diperbolehkan mengutang kecuali dalam kondisi darurat dan mendesak.
Sayangnya, manusia dengan mudah berutang hanya untuk memenuhi gaya hidup dan bukan untuk bertahan hidup.
BACA JUGA:Pernah Utang Rp62 M, Kini Aset Lebih Rp5 T
BACA JUGA:WAW! Utang Pemerintah Mencapai Lebih Rp8.000 Triliun Masih Dianggap Aman, Ini Alasannya,
Ada Tips yang patut diketahui jika berutang:
1. Jangan Menganggap Enteng.
Utang bisa membuat manusia punya sifat kemunafikan. Dan, ketika seseorang bermudahan dalam berutang, bisa saja dia akan sering mengumbar janji palsu.
Kemudian, manusia itu akan berbohong, dan mengkhianati amanah yang diberikan, dan ini banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat.
BACA JUGA:Utang Pemerintah Tembus Rp8.041 Triliun
BACA JUGA:Tarik Utang Lagi Rp600 Triliun, Untuk Tutupi Defisit APBN Tahun 2024
Pasalnya, saat ditagih, manusia tersebut akan berbohong tidak punya uang, meski sanggup untuk membayar. Sehingga menimbulkan sifat-sifat orang munafik.
Rasulullah bersabda: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, jika berbicara ia berdusta, bila berjanji ia tidak menepati janjinya, dan apabila diberi amanah ia mengkhianatinya.” (HR. Al-Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59)
2. Jatuh dalam kezaliman
Orang yang bermudah-mudahan dalam berutang akan berat baginya untuk membayar utang tersebut, apalagi jika utangnya menumpuk.
BACA JUGA:Hanya Sanggup Membayar Rp5 Juta dari Usai Berutang Rp17 Juta, Dianiaya Penagih Utang. Begini Kondisi Giyanti
Bahkan sering kita saksikan fenomena orang yang berutang lebih galak daripada orang yang memberikan utang. Orang yang berutang ketika ditagih malah marah kepada orang yang menghutangi. Ini jelas kezaliman yang nyata.
Rasulullah bersabda: “Penundaan membayar utang bagi orang yang mampu membayar adalah kezaliman.” (HR. Muslim: 1564) Hendaknya orang yang berhutang takut kepada Allah SWT dan mengingat bahwasanya kelak dirinya akan berdiri dihadapan-Nya.
Rasulullah bersabda: “Berhati-hatilah terhadap kezaliman, sebab kezaliman adalah kegelapan di hari Kiamat.” (HR. Muslim)
3. Ruh mayit terkatung-katung.
BACA JUGA:Nekad Habisi Korban, Berdalih Tak Mau Bayar Utang
BACA JUGA:Laporkan Balik Bestie, Sebut Membela Diri Bukannya Menyerang Duluan. Ngaku Bingung Soal Utang Apa
Hal ini disebabkan utang yang belum sempatdibayar namun manusia tersebut keburu meninggal dunia.
Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda: “Ruh seorang mukmin tergantung (terkatung-katung) disebabkan utangnya sampai dilunasi.” (HR. Tirmidzi : 1078, dan Ibnu Majah : 2413)
Imam Suyuthi menjelaskan makna jiwa seorang mukmin tergantung: “tertahan dari tempat kemuliaan yang disiapkan untuknya”.
Dan Imam Iraqy berkata: “Urusannya terhenti, tidak dikatakan selamat dan tidak juga dikatakan celaka sampai dilihat terlebih dahulu apakah hutangnya sudah lunas atau belum.”
BACA JUGA:Jangan Marah Dulu! Ini 5 Alasan Teman Anda Sulit Membayar Utang, dan Cara Menyelesaikannya
BACA JUGA:Dihina Mandul oleh Bestie, Langsung Tagih Utang, Malah Wajah Kena Cakar
4. Meski mati syahid tak bisa gugurkan dosa akibat utang
Kita tahu betapa besar keutamaan dan balasan yang Allah siapkan untuk orang-orang yang mati dalam memperjuangkan agama Allah SWT.
Kendati demikian, keutamaan yang banyak tersebut tidak bisa menggugurkan dosa kezaliman yang disebabkan penundaan membayar utang.
Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah “Duhai Rasulullah, bagaimana menurut Anda apabila aku terbunuh di jalan Allah, apakah dosa–dosaku dihapuskan?
BACA JUGA:Parah, Datangi Teman Karena Berutang dan Dihina Mandul, Wanita Ini Malah Dianiaya
BACA JUGA:Tips Keluar dari Kebiasaan Berhutang untuk Keungan yang Lebih Baik
Rasulullah pun bersabda: “iya, jika dirimu terbunuh di jalan Allah dalam keadaan sabar mengharapkan pahala dan tidak kabur dari peperangan.”
Lalu, Rasulullah meminta sahabat tadi mengulang pertanyaannya, dan beliau pun kembali bersabda:
“Ya (mati syahid bisa menggugurkan dosa-dosa) jika kamu dalam keadaan bersabar, mengharapkan pahala dan tidak kabur dari peperangan, kecuali utang, dan Jibril lah yang mengatkan hal tersebut kepadaku.” (HR. Tirmidzi: 1712).
Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda: “Diampuni semua dosa orang yang mati syahid kecuali utang.” (HR. Muslim : 1886)
BACA JUGA:Tak Sanggup Bayar dan Tanyakan Maksud Ditantang, Riki Kena Keroyok. Berapa Sih Utangnya?