MURATARA-Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), gulirkan bantuan logistik bencana banjir di enam wilayah Kecamatan.
Bupati Muratara, H Devi Suhartoni, menegaskan ini merupakan banjir terparah dengan dampak ekstrem di wilayahnya.
Sabtu (13/1) sekitar pukul 08.00 WIB, Bupati Muratara H Devi Suhartoni dan Wabub, H Inayatullah, pukul 10.00 WIB, memimpin persiapan dapur induk di posko utama BPBD Muratara sekaligus melakukan monitoring wilayah terdampak banjir luapan di wilayah Rawas Ulu.
“Setiap kecamatan, desa yang terdampak akan ada pos dapur umum, semua bantuan akan diarah ke dapur umum untuk membantu warga. Karena kebutuhan pangan sangat diperlukan, warga tidak bisa aktivitas,” kata Bupati Muratara.
Dia menjelaskan, jika banyak sarana dan failitas umum yang ikut terendam banjir mulai jembatan putus, bangunan sekolah, rumah sakit dan fasilitas medis, pasar, kantor Pemerintah dan perukiman warga.
“Saat banjir merata hampir seluruh wilayah Muratara. Kebanjiran di Muratara, ini terbilang banjir besar karena banyak pasilitas umum dan warga yang terdampak,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, masyarakat saat ini sangat memerlukan bantuan mulai dari logistik, dan kesehatan. Pihakny sudah mengintruksikan seluruh tim penanganan banjir terus siaga dan melakukan monitoring wilayah serta membantu evakuasi warga.
“jika untuk memenuhi semua kebutuhan kita tidak bisa memuaskan semua. Tapi kita harus terapkan sekala prioritas,” timpalnya. Saat ini Pemda Murata semaksimal mungkin menangani dampak bencana banjir di Muratara.
Pihaknya mengaku, masyarakat Kabupaten Muratara saat ini sangat memerlukan bantuan dari beragam pihak. Menginggat dampak warga yang kebanjiran sudah mencapai puluhan ribu jiwa.
“Untuk aliran listrik sengaja di matikan, karena saat ini seluruh wilayah permukiman terendam takut ada yang kesetrum,” jelasnya. Bupati menjelaskan semua pihak saat ini Pemda, TNI, Polri bahu membahu berusaha semaksimal mungkin membantu warga.
“Alhamdulillah semua bantuan masuk dari RI, Provinsi TNI, Polri, BUMN, Perusahaan semua bantu. Tapi kita memang kekurangan perahu karet cuma ada 8. Tapi mesti dipahami daerah lain juga banyak terdampak banjir tidak hanya di Muratara,” timpalnya.
Sejumlah bantuan saat ini telah disalurkan, semua tenaga kesehatan diturunkan. Terkait sejumlah Pasum yang alami kerusakan seperti 8 jembatan gantung yang putus, tiang listrik, bangunan terendam, dan lainnya akan di data dan diusulkan ke pihak kementerian RI.
Sementara itu, Wakil Bupati H Inayatullah menegaskan ini merupakan banjir terparah sejak 1982,. Bahkan volume banjir kali ini lebih luas. “Dulu banjir besar di 1982, tapi kali banjirnya termasuk besar juga karena sampai ke Jalinsum,” ucapnya.
Menurutnya, saat ini banjir mulai terjadi di wilayah uluan aliran sunai Rawas. Karena ada longsong menutupi aliran sungai, jadi air aliran sempat terbendung. “Ini banjir perdana karena kita masih mrnghadapi banjir susulan lagi, khususnya di wilayah ilir sungai seperti Karang Dapo dan Rawas Ilir,” ujanya.
Menurut Wabub, jika terjadi peningkatan volume sungai Musi, dan hujan deras di hulu aliran sungai Rawas, potensi banjir susulan akan terus meningkat. “Posisi saat ini masih banjir besar, tapi sudah mulai menyusut. Kita berharap tidak terjadi banjir susulan, jika aliran sungai Musi dalam itu otomatis banjir semakin menggenang di Muratara,” tutupnya.(zul)