Kepala BPBD Muratara H Zaenal Arifin mengakui, banjir di wilayah ulu Kabupaten Muratara saat ini merupakan banjir luapan dengan dampak terparah dalam 20 tahun terakhir.
“Wilayah ulu jarang sekali kebanjiran. Tapi kali ini ikut terendam. Mulai dari Rawas Ulu, Kuto Tanjung, Napalicin, Muara Kuis, Muara Kulam hingga Ulu Rawas, Remban dan Lubuk Kemang ikut terendam,” bebernya.
Pihaknya masih berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Juga mengumpulkan data lengkap di lapangan. Rata-rata, ketinggian banjir kemarin 1-5 meter. Sejumlah fasilitas umum ikut terdampak. Seperti kantor Camat Ulu Rawas, kantor perwakilan Koramil Rawas Ulu, dan Puskesmas Muara Kulam.
Untuk delapan jembatan gantung yang putus lokasinya di Desa Batu Gajah, Desa Sosokan, 3 jembatan di Desa Muara Kuis, Desa Kemang, Muara Kulam, dan Pulau Kidak.
Ada pula 17 sekolah yang terendam banjir yakni SDN Biaro Baru, SDN 4 Bingin Teluk, SDN 1 Noman Baru, SDN 1 Karang Dapo, SDN Pantai, SDN 3 Muara Rupit, SDN 2 Maur, SDN Biaro Lamo, SDN 2 Karang anyar, SDN 1 Rantau Kadam, SDN 1 Lesung Batu, dan SDN Kertasari.
Lalu, SMPN Karang Anyar, SMPN Translok Pauh, SMPN Pulau Lebar, dan SMPN Pangkalan. “Pada 2004 pernah terjadi banjir seperti ini," tambah Zaenal.
BPBD Muratara telah mengevakuasi ratusan santri Ponpes Alkhoiriah di wilayah Rawas Ulu karena bangunan pondok itu juga terendam banjir. Lokasinya di tikungan arus Sungai Rawas. "Seluruh santri dipulangkan ke rumah masing-masing. Kalau warga, mengungsi ke tempat keluarga mereka yang tidak terdampak banjir," jelasnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Muratara, Zazili mengatakan, jumlah sekolah yang terendam kemungkinan akan terus bertambah. Mengingat intensitas curah hujan masih tinggi. "Untuk sementara sekolah yang kebanjiran sudah kita liburkan. Tidak mungkin anak-anak belajar dalam kondisi banjir," ujarnya.
Sementara, banjir di Mura melanda empat wilayah Kecamatan yakni Muara Lakitan, Muara Kelingi, Purwodadi dan BTS Ulu Cecar. Dampaknya, jalan utama Mura-PALI putus terendam air dengan kedalaman 2 meter.
Di wilayah Desa Sadar Karya Kecamatan Purwodadi, warga dikejutkan dengan kemunculan buaya jenis Sinyulong yang naik ke areal kebun karet warga yang terendam luapan air Sungai Megang. “Memang banyak buaya di areal sekitar itu,” ucap Roni, warga setempat.
Saat ini, selain BPBD Muratara dan Mura, jajaran BPBD Provinsi Sumsel juga sudah turun. Di antaranya ke wilayah Muara Kelingi, Sukakarya dan Ketuah Negeri. Selain untuk memantau banjir, juga membagikan bantuan kepada warga yang terdampak.
Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, Muhammad Iqbal Alisyahbana mengatakan, pihaknya
bekerja sama OPD terkait, seperti Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan. “Kita dirikan dapur umum, juga berikan pelayanan kesehatan. Kami juga mengirimkan petugas trauma healling. Jadi setiap kejadian bencana alam maupun non alam kita mengirimkan psikolog," tuturnya.
Banjir juga melanda wilayah PALI. Jalan penghubung alternatif antara PALI dan Mura terendam. Kendaraan harus dialihkan. Titik terparah yang terendam di jalur ini di wilayah Dusun Tumpang Sari, Desa Semangus, Kecamatan Talang Ubi, PALI.