KAYUAGUNG , SUMATERAEKSPRES.ID - Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura OKI mencatat untuk 2024 ini penerimaan alokasi pupuk subsidi mengalami penurunan.
‘’Untuk pupuk urea di Kabupaten OKI mendapat alokasi sebanyak 8.182,00 ton,’’ ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura OKI Ir Sahrul melalui Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian, Deni Darmawan SP MSi.
BACA JUGA:Penyaluran Pupuk Tak Lagi Manual, Sistem Ini yang Akan Digunakan
BACA JUGA:Ini yang Dianjurkan Penyuluh dalam Mengatasi Kelangkaan Pupuk
Sementara untuk NPK sebanyak 7.785,60 ton. ‘’Alokasi pupuk ini akan diberikan kepada petani yang sudah diinput di RDKK. Karena memang sebelumnya kita sudah menginput NIK petugas,’’ ujarnya.
Dikatakannya, jika dilihat dari data tersebut memang terjadi penurunan alokasi dikarenakan mahalnya harga bahan baku seperti pupuk NPK. ‘’Kondisi inilah yang memengaruhi alokasi pupuk yang diberikan,’’ katanya.
Hanya saja, lanjutnya, memang yang namanya bantuan itu sifatnya terbatas. ‘’Kalau memang kekurangan petani bisa membeli pupuk nonsubsidi di pasar,’’ ujarnya.
Untuk pupuk nonsubsidi di pasar maupun pupuk organik selalu ada. Namun harganya jauh lebih tinggi dibanding dengan pupuk subsidi. Terkait mahalnya pupuk ini, sejumlah penyuluh menyarankan agar petani bisa memanfaatkan pupuk organik.
BACA JUGA:Pupuk Subsidi Hanya Boleh Ditebus di Kios Resmi
BACA JUGA:Penyaluran Pupuk Subsidi 87 Persen, Gelar Pengantongan dan Trucking Akhir 2023 dan Perdana 2024
Pupuk organik yang didapat bisa berasal dari kotoran ayam, kambing atau sapi. Pupuk jenis ini lebih mudah didapat, hemat biaya dan juga lebih ramah lingkungan.
Memang respons yang diberikan tanaman terhadap penggunakan pupuk organik sedikit lebih lambat dibanding pupuk kimia. Tetapi pengaruh ke depannya, pupuk organik sangat ramah lingkungan dan tak bersifat ketergantungan. (uni/)