Tantangan pertama, kondisi keuangan organisasi yang memprihatinkan. Kondisi sekretariat yang tidak memadai, kemudian komitmen dalam berorganisasi serta program yang belum terukur. “Alhamdulillah akhirnya persoalan-persoalan bisa diatasi tentu bantuan seluruh pengurus dan pihak stakeholder yang sangat percaya dengan lembaga PWI. Persoalaan finansial, kantor serta program PWI bisa diatasi,” ujarnya.
BACA JUGA:Jelang Konferensi, DKP PWI Sumsel: Pilih Pemimpin Tanpa Jual Beli Suara!
Akhirnya dia memutuskan untuk menerima amanah sebagai Direktur UKW PWI dan melepas posisi Ketua PWI Sumsel. Sebab, secara konstitusi PWI, tidak boleh merangkap posisi. “Jadi lebih memilih tantangan dan tugas serta tanggung jawab di Jakarta,” sambungnya.
Firko mulai melakukan pembenahan dari infrastruktur sosial dan starting dengan melakukan asesmen psikotes bagi seluruh penguji yang telah berpraktik sebagai penguji, cuma belum asesmen psikotes. Tentu hal ini membuat kontroversi. Namun dasar kuat untuk pembenahan akhirnya dilakukan.
Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan asesor yang memiliki standar dari aspek penilaian keterampilan yang mengukur soft skill dan hard skill asesor. Standar kepribadian, standar kemampuan kognitif, dan kecerdasan emosional, serta integritas.
Proses asesmen psikotes dengan pihak ketiga inilah, yang menjadi pedoman menentukan asesor penguji di LUKW PWI. Pengelolaan secara keseluruhan, selain faktor penguji juga dari peserta dan perangkat yang menyertainya. “Termasuk pakta integritas bagi penguji dan peserta UKW, kode etik penguji dan kode perilaku penguji,” imbuhnya.
Hal ini juga seiring sejalan dengan penataan pengelolaan LUKW PWI dan dari Dewan Pers, telah diterbitkannya PD no 03/11/2023 tentang Standar Kompetensi Wartawan (SKW). Firko berharap dengan berkontribusi di ruang baru sebagai Direktur UKW, akan memberikan nilai manfaat kepada kemajuan pers di Indonesia.
Seiring dengan keseriusan pembenahan LUKW PWI, seperti terdapat tarikan satu napas. Ketum PWI HCB yang diamanahkan dalam kongres, menjanjikan UKW gratis seluruh PWI Provinsi se-Indonesia. Belum genap tiga bulan kepengurusan, dari Kementerian BUMN kerja sama mendukung Program UKW se-Indonesia.
“Alhamdulillah take off program UKW PWI-BUMN telah dimulai di tiga PWI Provinsi se-Indonesia. Yaitu di Manado, Sulut, Kupang NTT dan PWI Aceh pada 28-29 Desember 2023 lalu,” ulas Firko.
Selanjutnya Januari 2024 ini, akan eksekusi di 7 PWI Provinsi. Yaitu Lampung, Bengkulu, DIY, Kalimantan Tengah, NTB, Papua, dan Papua Barat. Dia sendiri, harus pintar membagi soal menajemen waktu antara Jakarta dan Palembang.
”Tentu saja efektivitas waktu dibutuhkan. Sehingga porsi output yang dihasilkan dalam pekerjaan di organisasi tetap bisa terukur. Pengelolaan media Extranews tetap ber-homebase di Palembang,” katanya.
Baginya, amanah berorganisasi adalah bonus ruang pengabdian dan tanggung jawab profesi. Karena kunci pokok adalah tanggung jawab di keluarga. Firko yang mengutamakan pendidikan, terbukti suami istri ini sudah bergelar doktor.
Istri Firko, Anisatul Mardiah juga menyabet gelar doktor di UM Malaysia. Kelima putrinya juga memiliki latar belakang pendikan yang baik. Anak pertama, Apt Berliana Faradisa SFarm, jebolan apoteker Unand Padang. Asshafa Adzkiya, lulusan Aktuaria Unpad Bandung. Rayyani masih kuliah tingkat akhir di Akuntansi FE Unsri. Putri keempat, Prodi Kedokteran Hewan di IPB University. Dan si bungsu Affa, juga di IPB University di Prodi Saint Biomedis.
Firko juga dalam menjalankan keorganisasian bukan yang mendadak muncul sebagai Ketua PWI Sumsel. Pengalaman di organisasi ini sangat bertahap. Dari bagian seksi, ketua Siwo PWI Sumsel, wakil sekretaris, sekretaris PWI Sumsel 2 periode, dan baru menjadi ketua PWI Sumsel periode 2019-2024.