BATURAJA, SUMATERAEKSPRES.ID - Sebagai corong informasi dan pemberitaan, media massa diingatkan untuk bersikap profesional dalam pemilu.
‘’Terlebih tidak menyebarkan pemberitaan bersifat kampanye hitam (black campaign) atau juga kampanye negatif.Jangan sampai media massa dimanfaatkan untuk tujuan buruk,’’ ujar Abdullah Arby SH MH yang menjadi narasumber dari Kejari OKU saat coffee morning KPU OKU bersama awak media, 14 Desember 2024.
Kampanye hitam ini, lanjutnya, seperti membuat seakan data yang ada benar, padahal belum tentu benar. ‘’Kampanye hitam ini bertujuan membuat isu sehingga timbul perpecahan.
Sedangkan kampanye negatif melakukan cara mendiskreditkan calon lain dengan menggunakan data yang biasanya sudah ada sebelumnya (data lama),’’ katanya.
BACA JUGA:Kampanye Pemilu 2024 Masih Adem Ayem, Meski KPU Sudah Siapkan Gelanggang. Ini Polanya Kini
BACA JUGA:Tangan ‘Jahil’ Warnai Debat Capresma-Cawapresma UIN, Nyasar ke Dada MC, KPU-M Merasa Tercoreng
Peran media sangatlah besar. ‘’Media bisa menggiring ke arah positif dan arah negatif. Padahal media bisa membantu untuk memberikan informasi positif seperti hak pemilih, jadwal pemilihan.
Menyampaikan pentingnya menyalurkan hak suara untuk masa depan negara 5 tahun ke depan,’’ katanya.
Senada dikatakan Kasat Intelkam Polres OKU AKP Hendry Antonius. Menurutnya, media diharapkan bisa independen. Tidak menyampaikan berita yang bisa memprovokasi perpecahan.
Menghormati kebinekaan, supaya tidak terpecah belah. Serta membantu menangkal berita hoax. “Silakan kritik dan saran membangun untuk kepentingan umum,” ujarnya.
Akademisi Unbara Dr Hendra Alfani mengatakan, dalam konteks pemilu, untuk Kabupaten OKU pertarungan sesungguhnya pada Pilkada OKU nanti. Pemilu, sebutnya, juga menjadi ruang uji bagi jurnalis.
Apakah sudah menjalankan sesuai kode etik jurnalis/cyber/profesi. “Sebagai jurnalis tentu ada aturan main dalam pemberitaan, sesuai ketentuan,” ujarnya.
Ketua KPU OKU Naning Wijaya mengajak insan pers di OKU untuk membantu menyukseskan pemilu. Bagaimana pemilu bisa berjalan lancar dan zero conflik.
‘’Media sebagai alat kontrol diharapkan bisa membantu dalam meningkatkan partisipasi pemilih. “Karena sukses pemilu tidak hanya bisa dilakukan KPU saja,” ujarnya. (bis/)