Beda halnya dengan tenaga teknis fungsional. Menurutnya, pada bagian ini masuk ke dalam skema zero growth. Maksudnya, antara jumlah tenaga yang pensiun dan rekrutmen baru diupayakan seimbang.
Sedangkan tenaga teknis pelaksana masuk ke skema negative growth sehingga sangat tidak dipertimbangkan untuk merekrut baru.
Karenanya, dia berharap, usulan formasi dari pemerintah daerah lebih pada pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan dan pendidikan. Bukan tenaga teknis.
Tak hanya itu, pemerintah akan memberikan ruang bagi talenta digital di rekrutmen tahun depan.
”ASN talenta digital didesain berdampak mengakselerasi ekonomi lokal dan nasional. Oleh karena itu, tahun depan juga akan dibuka rekrutmen untuk talenta-talenta digital,” tuturnya.
Terpisah, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbudristek Nunuk Suryani mengatakan, Mendikbudristek Nadiem Makarim telah bertemu dengan MenPANRB untuk membahas mengenai mekanisme seleksi CASN guru di tahun 2024. Menurutnya, di tahun depan, penuntasan program 1 juta guru yang masih belum tuntas.
”Jika tidak ada aral melintang, semua proses (seleksi tahun ini, red) berjalan lancar, awal tahun (diproyeksikan, red) 840 ribu (guru resmi diangkat menjadi PPPK, red). Jadi kita tinggal menyelesaikan sedikit lagi,” kata dia. Dengan terpenuhinya kuota 1 juta guru PPPK ini maka diharapkan bisa menghentikan masuknya guru-guru honorer baru lagi.
Selain itu, Nunuk menegaskan bahwa nantinya guru ASN baru hanya diisi oleh guru-guru yang mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) prajabatan. Karenanya, dalam pertemuan tersebut juga turut dibahas mengenai implementasi dari program “marketplace” guru yang sebelumnya pernah dikemukakan oleh Nadiem.
”Jadi rencananya ruang talenta guru di tahun depan. Bocoran belum ada, tunggu saja,” tuturnya.
Dengan integrasi antara ruang talenta dan penerapan rekrutmen dari PPG prajabatan ini, Nunuk berharap, bisa turut memenuhi kekosongan guru di daerah.
Terutama, daerah-daerah 3T. ”Jadi mereka PPG dengan beasiswa, tanda tangan pakta integritas untuk bersedia ditempatkan di mana saja. Lalu, mereka yang akan mengisi formasi-formasi yang tidak ada peminatnya,” pungkas Nunuk.
Saat ini, tiap tahunnya ada sekitar 60 ribu guru yang memasuki masa purnabakti. Sementara, untuk rekrutmen PPG prajabatan hanya mencapai 16 ribu per batch.
Nunuk mengatakan, hal ini bukan lantaran sepi peminat. Tapi karena Kemendikbudristek betul-betul melakukan penyaringan untuk bisa menjadi guru profesional. (*)