120 Ribu Sel Mati dalam 1 Jam. Stroke Penyebab Kematian Nomor 3. Agar Terhindar, Lakukan Ini

Kamis 07 Dec 2023 - 19:12 WIB
Reporter : mh
Editor : Martha

SUMATERAEKSPRES.ID - Stroke dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia. Tua muda, semua berpotensi.

Selain penyebab disabilitas nomor satu, stroke juga  penyebab kematian nomor tiga di dunia, setelah penyakit jantung dan kanker.  Tidak hanya di negara berkembang, tapi juga di negara-negara maju.
 
Data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019 menunjukkan, stroke sebagai penyebab kematian utama di Indonesia. Sekitar 19,42 persen dari total kematian.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi stroke di Indonesia meningkat 56 persen dalam lima tahun.

BACA JUGA:RSMH Buka MCU Stroke Paripurna, Terbanyak Pasien Usia Produktif

BACA JUGA:Catat, Segini Tensi Ideal agar Terhindar dari Stroke Pendarahan

Peningkatan prevelansi stroke itu dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013, menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada 2018.

Stroke adalah tanda-tanda klinis yang terjadi secara cepat atau mendadak. Berupa defisit fokal atau global pada fungsi otak, dengan gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih.

Dampak fatalnya, menyebabkan kematian, tanpa penyebab yang jelas selain penyebab vaskuler (WHO).

Selain kematian, stroke bisa menimbulkan kecacatan yang otomatis bisa menurunkan status kesehatan dan kualitas hidup penderitanya.

BACA JUGA:Stroke-Jantung Terbanyak Picu Kematian

BACA JUGA:Seputar Heatstroke dan  Cara Mencegahnya

“Jadi dibanding mengobati, akan jauh lebih baik jika mencegahnya sejak dini. Jalani pola hidup yang sehat agar tubuh bugar dan semua penyakit termasuk stroke enggan menyerang,” melansir tulisan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan di laman kemkes.go.id.

Yang harus diketahui, stroke dapat dicegah. Caranya, dengan mengetahui dulu faktor risiko atau faktor-faktor yang memudahkan dan menyebabkan terjadinya stroke pada seseorang.

Faktor risiko ini terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi.

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain riwayat keluarga, umur, dan jenis kelamin.

BACA JUGA:Tambah Layanan Kardioonkologi dan Cryptogenic Stroke.

BACA JUGA:Awas! Inilah Lima Gejala Stroke Ringan di Usia Muda

"Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi yaitu merokok, diet tidak sehat, kurang aktivitas fisik, konsumsi minuman beralkohol, obesitas, hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia dan gangguan irama jantung," tulis di laman itu.

Nah, faktor risiko yang dapat dimodifikasi ini dapat kita perbaiki atau hindari dengan mulai menjaga pola makan dan pola hidup sehat.

Selain paham faktor risikonya, harus tahu juga cara mencegah dampak buruk stroke. Untuk itu, perlu kita ketahui juga gejala atau tanda-tanda stroke.

Stroke harus segera mendapatkan penanganan dari lembaga kesehatan agar dampak yang ditimbulkannya tidak fatal.

BACA JUGA:Turunkan Berat Badan, Miliki Jantung Sehat

BACA JUGA:Awas! Anak Muda juga Bisa Kena Serangan Jantung, Ini Pemicunya

Penanganan yang ditunda membuat penderita stroke akan mengalami kematian sel sehingga dampak pasca serangan lebih kompleks.

Saat terjadi serangan stroke, maka pasien harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

Pasien tidak diperkenankan mendapatkan penanganan dari orang yang belum ahli karena bisa berakibat fatal.

Penyakit stroke merupakan salah satu gangguan pada fungsi otak yang terjadi lebih dari 24 jam dan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.

BACA JUGA:Studi Terbaru Ungkap Aktivitas Sederhana Ini Bisa Mengurangi Risiko Penyakit Jantung, Kok Bisa?

BACA JUGA:Pelayanan Kateter Jantung Pakai Teknologi Baru

Lantaran terjadi cukup singkat dan mendadak, periode stroke terjadi sekitar 4,5 jam semenjak serangan.  Dengan membawa ke rumah sakit, mampu mengurangi dampak yang ditimbulkan.

Meskipun periode emas penderita stroke sekitar 4,5 jam, sebaiknya pasien segera datang maksimal 2 jam setelah serangan berlangsung.

Hal ini lantaran serangan stroke yang terjadi selama 1 menit membuat 32 ribu sel mati. Dalam waktu sekitar 1 jam, 120 juta sel mati.

Semakin lama penanganan pada penderita stroke, maka dampak yang ditimbulkan kompleks. Waktu menjadi indikator paling penting bagi penderita stroke.

BACA JUGA:Jantung Masih Pembunuh Utama

BACA JUGA:Canggih, RSUD Prabumulih Punya Poliklinik Jantung dan Pembuluh Darah

Upaya penanganan pasien berlangsung selama 6 jam dengan menggunakan alat bantu.

Namun pada beberapa kondisi, penanganan bisa lebih dari 12 jam. Semakin lama waktu penanganan, maka kondisi pasien akan memburuk.

Jika pasien penderita stroke mengalami penyumbatan darah, maka penanganan akan dilakukan dengan memberikan obat trombolisis untuk pelepasan penyumbatan kurang dari 1 jam.

Jika penyumbatan pembuluh darah besar, maka penanganan dilakukan dengan memakai alat CathLab.

Kategori :