KUDUS,SUMATERAEKSPRES.ID – Sejauh mata memandang, berjejer pepohonan trembesi di sisi kiri dan kanan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), dari Bakauheni (Lampung) hingga Palembang (Sumsel).
Keberadaan pohon dengan nama latin Albizia Saman ini, sangat baik dalam menyerap karbon dioksida (CO2) dari hasil gas buang kendaraan bermotor.
Tak banyak yang tahu, penanaman puluhan ribu pohon trembesi itu ternyata oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF). Melalui program Djarum Trees for Life.
Berawal dari Oktober 2020, BLDF menanam 8.728 pohon trembesi sepanjang 150 kilo meter (km) dari ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar.
Program Djarum Trees for Life di Jalan Tol Trans Sumatera, berlangsung hingga 2022.
Melakukan penanaman belas belasan ribu batang pohon trembesi, pada ruas tol Terbanggi Besar-Kayuagung sepanjang 190 km.
Kemudian, sepanjang 111 km lagi di sisi ruas tol Kayuagung-Palembang. Jadi setidaknya, sudah menghijaukan sepanjang 441 km dari ruas tol Bakauheni-Palembang.
Itu merupakan bagian dari penanaman trembesi oleh BLDF melalui program Djarum Trees for Life, sudah sepanjang 3.130 km.
Yakni penanaman di jalur Jawa, Madura, Sumatera, dan Lombok, yang berpotensi menyerap 4.562.052 ton CO2 setiap tahunnya.
Dengan kemampuannya menyerap CO2 yang sangat besar, keberadaan pohon trembesi ini juga sangat membantu dalam menjaga keseimbangan alam.
Penanaman trembesi di wilayah padat lalu lintas utamanya jalan tol, penting sebagai langkah antisipatif untuk mereduksi karbon.
Selain itu, trembesi juga menghasilkan oksigen yang cukup besar. Sehingga ini mempunyai potensi untuk mengurangi pemanasan global.
“Djarum Foundation juga melakukan perawatan selama tiga tahun (usai penanaman),” kata Vice Presiden Director Djarum Foundation, FX Supanji.
Pohon trembesi yang ditanam itu, menggunakan bibit unggulan yang dihasilkan Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) Oasis, di Kudus, Jawa Tengah.