BKSDA Ngaku, Anjing Pelaku Penyerangan Rusa, Tapi Banyak yang Meragukan
LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID – Siapa pelaku penyerangan rusa di pendopoan bupati Mura masih terus ditindaklanjuti. Tim BKSDA Kabupaten Lahat masih melakukan Traction Control System (TCS), dan mengantisipasi serangan lanjutan.
‘’Kita sudah melakukan observasi dan pengecekan di lokasi Rumdin Bupati Mura dan meminta sejumlah keterangan serta mencari jejak hewan buas yang membunuh dua rusa peliharaan Bupati Mura,’’ ujar Kepala SKW II Lahat, Yusmono, S Hut melalui Staf Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA SKW Lahat, Wahid, kemarin.
BACA JUGA:Seperti Hewan Buas
Dikatakan, pihaknya dapat kesimpulan awal, dari jejaknya itu jejak anjing. ‘’Tapi itu memang kesimpulan awal, tetap kita pantau sampai Minggu nanti jangan sampai ada serangan lagi," katanya.
Soal kejanggalan yang di ungkapkan sejumlah warga, seperti tingginya kandang rusa lebih dari 2 meter, matinya dua ekor rusa sekaligus dalam satu malam, dan tidak ada anjing yang terjebak di dalam kandang rusa, Wahid mengaku, pihaknya masih menganalisis serangan itu dari jejak kaki yang di temukan di sekitar kandang rusa.
BACA JUGA:Ditemukan Rusa Mati Diterkam, di Pendopo Bupati Mura
"Dari jejak yang kami lihat di foto saat awal itu, sudah bisa kami analisis. Itu bukan jejak marga kucing, seperti macan dan harimau tapi itu jejak anjing, karena ada bekas jejak kuku yang terlihat," timpalnya.
Namun untuk menetralisir lokasi kandang rusa di rumdin Bupati Mura, dari serangan hewan buas, pihaknya sudah melakukan pembersihan semak belukar dan penambahan penerangan di sekitar kandang rusa itu.
‘’Itu untuk antisipasi beragam serangan, baik serangan ke rusa, maupun petugas yang jaga di sana. Lokasinya dibersihkan, tadinya seram banyak belukar," timpalnya.
Aan warga Lubuklinggau mengatakan, kesimpulan BKSDA itu masih banyak yang janggal. Lokasi rumah dinas Bupati Mura di sisi Jalinsum, tepian Kota Lubuklinggau, berjarak 3 km dari hutan TNKS.
BACA JUGA:Warga Nilai Banyak Kejanggalan Dalam Kejadian Tragis Mayat Pengantin Baru yang Tergantung
Rumah dinas dijaga 24 jam oleh petugas, dengan keamanan dan dikelilingi pagar tembok, serta posisi kandang rusa di dalam tembok. ‘’Tidak dimungkinkan dimasuki grombolan anjing liar. Kalau serangan anjing dak mungkin sampe mati cak itu," ungkapnya.
Firdaus, mantan Kadis Kehutan sekaligus Polhut wilayah Mura-Muratara, mengungkapkan, analisis dari BKSDA terkait pelaku penyerangan rusa itu anjing, bisa saja terjadi. Tapi dirinya masih meragukannya.
‘’Namun selama puluhan tahun bertugas sebagai Polhut di wilayah MLM, belum pernah sekalipun, menemukan kasus serangan anjing ke rusa maupun ke kambing atau hewan peliharaan berkaki empat,’’ katanya.
Dia mengaku, pelaku penyerangan rusa itu lebih condong ke macan dahan yng keluar dari komunitasnya. Memang, sekitar Rundim masih banyak semak belukar dan jaraknya tidak terlalu jauh dari hutan TNK
BACA JUGA:Kobaran Api Muncul di Semak Belukar Ogan Ilir, Pertanda Kebakaran Hutan dan Lahan?
"Ini sekedar analisa, kalau pelakunya anjing itu sangat meragukan. Belum pernah saya temukan kasus serangan anjing ke hewan ternak kaki empat apa lagi hewannya di dalam kandang," katanya. (zul)