Kembangkan Hydropower di Tanah Air
NUSA DUA – Saat kunjungan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo ke booth PT PLN (Persero) dalam rangkaian World Hydropower Congress (WHC) 2023 di Nusa Dua Bali, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menekankan strategi perseroan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di Tanah Air.
"Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan (EBT). Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar. Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," paparnya.
BACA JUGA:Erick Thohir Cek Stadion GSJ, PLN Siapkan Kelistrikan Berlapis Support FIFA U20 World Cup 2023
Menurutnya, hal itu disebabkan tantangan berupa ketidakcocokan antara sumber energi baru terbarukan berskala besar, seperti air yang berada di daerah terpencil dan jauh dari episentrum kebutuhan listrik yang berada di wilayah lain.
Oleh karena itu, Darmawan mengatakan PLN di bawah arahan Kementerian ESDM tengah menyiapkan strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang mampu meningkatkan kapasitas pembangkit EBT hingga 75 persen pada tahun 2040.
BACA JUGA:PLN Wujudkan Ketahanan Energi, Terangi Sampai Pelosok Negeri
BACA JUGA:PLN Sukses Pasok Listrik Tanpa Kedip di Perhelatan MotoGP
"Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada 2040 atau meningkat 185 persen dibanding Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
Presiden Joko Widodo mengatakan pemanasan global adalah ancaman nyata bagi seluruh dunia. Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh mempercepat transisi energi, melalui penambahan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dalam skala besar.
Menurutnya total potensi EBT di tanah air diperkirakan mencapai 3.600 Gigawatt (GW), baik dari matahari, angin, panas bumi, ombak, bio energi dan hydropower. Khusus untuk hydro, Indonesia memiliki lebih dari 4.400 sungai potensial, di mana 128 di antaranya adalah sungai besar.
"Seperti sungai Mamberamo yang memiliki potensi 24 ribu Megawatt (MW) di Papua. Kemudian Sungai Kayan di Kalimantan Utara memiliki potensi 13 ribu MW yang nantinya akan digunakan sebagai sumber listrik untuk Green Industrial Park di Kalimantan. Ini adalah potensi besar yang bisa kita manfaatkan untuk masa depan bumi dan masa depan generasi penerus,” paparnya.
Namun Presiden menekankan, Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan untuk mengembangkan potensi besar hidro tersebut, salah satunya terkait lokasi sumber hidro yang posisinya jauh dari pusat kebutuhan listrik. Sehingga, pemerintah Indonesia membuat blue print percepatan jalur transmisi yang menyambungkan listrik dari lokasi hydropower yang dibawa menuju pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pertumbuhan industri.
Selain itu, tantangan juga muncul dari sisi investasi dan alih teknologi. "Ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit dan membutuhkan kolaborasi dengan seluruh kekuatan ekosistem hidro di dunia," tambah Presiden. (dik/fad)