Dia berkonsultasi dengan istri dan anak-anaknya. Karena baginya harus mendapat dukungan keluarga.
"Saya jelaskan, lahan ada sedikit warisan orang tua. Tapi modal pembelian bibit dan perawatan awal, butuh pinjam dulu ke bank,” kenang Kartiwan.
Istrinya, Ns Zuhana, SKM, SKEP, MKEP, setuju dan mendukung niatnya berkebun.
Terpaksa dipilih jangka waktu 15 tahun, agar bisa membayar cicilan bank.
Mengingat gajinya yang seorang berpangkat bintara.
Kalau dihitung-hitung, utangnya baru lunas tiga tahun menjelang dia pensiun. Di usia 58 tahun nanti.
”Anak-anak senang awalnya, waktu diajak menanam bibit durian,” ujar pria yang hampir berusia 42 tahun itu.
Tantangan dari internal datang. Anak-anaknya protes. Tidak pernah lagi menonton di bioskop, jalan-jalan ke mal, atau makan di luar.
BACA JUGA:Kecil-Kecil Penyelamat, Buah Kersen Ternyata Punya Manfaat Besar untuk Jantung, Cek Disini Faktanya
BACA JUGA:Ibu Hamil Penting untuk Hindari Konsumsi Ini Demi Buah Hati
”Ya mau bagaimana lagi. Gaji saya sudah habis untuk cicilan bank dan biaya berkebun. Praktis untuk kebutuhan di rumah, tinggal mengandalkan dari penghasilan istri yang kebetulannya dosen di STIK Siti Khadijah Palembang,” imbuhnya.
Cukup alot Kartiwan meluluhkan hati anak-anaknya.
Dia memberikan pengertian, semua nantinya untuk anak-anaknya juga.
Berharap indah pada waktunya bagi keluarga, ketika dia sudah purnatugas dari Polri.
BACA JUGA:Buah Ini Sebaiknya Jangan Disimpan di Dalam Kulkas, Simak Alasannya