PALEMBANG - Momen peringatan Hari Dokter Indonesia jatuh pada 24 Oktober setiap tahun. Tahun ini mengusung tema "Memperkuat Ikatan Tradisi Luhur Bersatu dan Mengabdi untuk Rakyat Indonesia". Tentu menjadi momentum bagi para dokter meningkatkan kompetensinya.
Ketua IDI Kota Palembang sekaligus Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Dokter Moehamad Hoesin (RSMH) Palembang, Dr. dr Zulkhair Ali SpPD-KGH mengatakan ada 3 tema perayaan HUT IDI 2023 yakni meningkatkan tradisi luhur para dokter, bersatu, dan mengabdi kepada masyarakat.
"Harapan kita dokter semakin solid dan dapat meningkatkan tradisi luhur yang mungkin selama ini diabaikan. Terakhir dokter Indonesia itu adalah melayani masyarakat Indonesia," ujarnya di sela menghadiri kegiatan Apresiasi Akreditasi RSMH Palembang, kemarin (24/10).
Ia mengatakan saat ini tidak ada lagi diskriminasi, para dokter tetap sama walaupun ia lulusan manapun, baik lulusan universitas negeri, swasta, maupun luar negeri. "Jika ia dokter Indonesia kita sambut dalam organisasi IDI. Terpenting bagaimana meningkatkan kompetensi para dokter. Kita tahu dokter itu dikatakan long life study, belajar seumur hidup dengan begitu tak akan ditinggalkan siapapun," ucapanya.
Dijelaskan, Hari Dokter Indonesia secara nasional diperingati kemarin di Kota Lamongan Jawa Timur. Sementara di daerah, masing-masing juga menggelar berbagai kegiatan."Khusus di Palembang kita lakukan sejak Hari Bakti Dokter Indonesia Mei lalu dengan berbagai kegiatan, bekerja sama dengan Pemda dan BPJS Kesehatan,” lanjutnya. Pada Sabtu (28/10) nanti kita akan gelar bakti sosial di Kambang Iwak, olahraga bersama, pemeriksaan kesehatan, penyuluhan, dan sebagainya.
Dirinya berharap dokter Indonesia dapat ditempatkan pada posisi yang sesungguhnya, bahwa dokter adalah profesi yang tidak dapat disamakan dengan pekerja. "Kita bukan serikat pekerja, tapi kita adalah profesi tertentu yang menjalani dengan pendidikan tertentu. Dengan etika tentu kita berharap siapapun yang mempekerjakan dokter, dapat memperhatikan kesejahteraan para dokter,” tegasnya.
Profesionalisme dan kompetensi akan muncul dengan sendirinya memperhatikan kesejahteraan dokter. “Kita tidak berharap digaji dengan upah minumum daerah setempat, tapi lebih kepada tenaga ahli dan profesional," tandasnya. (nni/fad)