Tidak boleh juga melupakan semangat reformasi,. Karena ketika ada reformasi itu kalau diingat, itu bukan jalan lenggang langkung.
Tapi itu pun dengan yang namanya sebuah peristiwa yang penuh cucuran air mata, darah, lalu semangat juang yang luar biasa.
BACA JUGA:Jokowi Diusulkan jadi Ketum PDI Perjuangan, Lalu Megawati jadi Apa?
Dari sejarah, kita belajar bahwa pemimpin harus lahir dari gemblengan lahir batin. Pemimpin seperti ini ditempa keteguhannya, memiliki kesetiaan pada prinsip.
Kokoh pada jalan Pancasila, merakyat, visioner dan memiliki kemampuan profesional, setidaknya telah berprestasi dalam jabatan strategis di tingkat nasional, dan memiliki pengalaman konkret di pemerintahan.
Ditinjau dari karakternya, pemimpin ini selalu bergelora jiwa kemanusiaannya. Hatinya mudah tersentuh oleh penderitaan rakyat.
Semangat pemimpin seperti ini yang akan selalu berkobar-kobar justru ketika menghadapi tantangan.
Sosok pemimpin ini digerakkan oleh nilai-nilai moral, etika, dan selalu satu antara kata dan perbuatan.
Dengan berbagai harapan tersebut, cukup lama saya menganalisa dan berdialektika dalam alam pikir tentang apa toh yang sedang dihadapi oleh Indonesia tercinta kita, problematika yang dihadapi bangsa kita.
Oleh sebab itu, terhadap tugas konstitusi agar fakir miskin dan anak-anak telantar dipelihara negara, misalnya, belum sepenuhnya dapat kita lakukan.
Di dalam masalah kesehatan seperti pencegahan penyakit menular seperti TBC, demam berdarah, diare, dan juga yang sekarang sangat memprihatinkan ialah upaya mencegah stunting masih menjadi pekerjaan rumah kita.
Kita juga masih memiliki pekerjaan rumah di dalam memanfaatkan bonus demografi dimana waktu yang tersedia hanya 13 tahun ke depan.
Kita harus memikirkan bagaimana membuka jalan bagi anak muda yang berumur 16 sampai mereka yang sepuh 60 tahun masih memiliki penghidupan yang layak.
BACA JUGA:Pesan Jaga Konstitusi, hingga Berantas Korupsi
Pada saat bersamaan, saya mencermati seriusnya persoalan akibat liberalisasi politik dan perekonomian kita, yang akhirnya berdampak pada meningkatnya kasus korupsi.
Berbagai persoalan tersebut, saya pikirkan dengan seksama sebagai latar belakang.
Saya orang yang punya pengalaman hidup dan politik cukup panjang, saya tidak begitu mudah untuk bisa mengambil siapakah yang saya jadikan di kemudian hari sebagai pemimpin dari bangsa dan negara ini.
Saya menerima masukan dari seluruh ketua umum partai yang hadir di sini. Juga mendengarkan masukan para tokoh.
BACA JUGA:Tertibkan Baleho Caleg Curi Start Kampaye
Kesemuanya saya kontemplasikan, siapa sosok yang tepat mendampingi Pak Ganjar Pranowo.
Nah, hari ini hari Rabu tanggal 18 Oktober 2023, saya dengan mantap, kini saya telah mengambil keputusan.