Beliau bisa menjadi wasit yang baik di tengah persaingan politik dan bisnis yang sering kali dirasakan tidak adil.
Beliau sosok yang kami tugaskan untuk melakukan Reformasi Sistem Hukum Nasional, agar tampilah wajah keadilan sejati.
Sudah lama rakyat menunggu keadilan ini. Karena itulah, kepada seluruh rakyat Indonesia, kami semua mohon doa restunya.
BACA JUGA:Giri: PDIP Fokus Menangkan Pemilu
Mudah-mudahan seperti tadi saya katakan bahwa rakyat ikut menjadikan kedua beliau menjadi pemimpin di waktu mendatang.
Tapi saya tanya ke Pak Mahfud, karena kok biasanya kalau orang kerja atau apa, suka apa, ya, grenengan apa ya, jadi suka nyanyi kecil gitu, jadi saya tanya ke beliau, bapak bisa nyanyi apa enggak?
Dengan malu-malu beliau berkata, kayanya kurang bisa, Bu.
Pasangan Pak Ganjar Pranowo dan Pak Mahfud MD akan menyuburkan demokrasi negeri, mereka akan bertindak sebagai sahabat rakyat sejati.
Mereka lahir, tumbuh, dan menjadi mumpuni karena doa penuh kasih dari ibu-ibu sejak berada dalam kandungan.
BACA JUGA:Puan Maharani Ajak Petani Pacu Pembangunan Daerah
Saya selalu kalau pidato, sekarang saya janji, ini ayo mbak Atikoh, urusan perempuan, karena perempuan harus sama dengan lelaki, kodratnya beda, tetapi haknya sama.
Kasih ibu pertiwi selalu mengharapkan yang terbaik bagi seluruh anak negeri.
Kasih Ibu tidak pernah berkesudahan, hanya memberi, dan tak harap kembali, bagai Sang Surya yang menyinari dunia.
Semoga Tuhan yang Maha Kuasa, Allah Subhanahu Wata'ala meridhoi perjuangan kita.
Ayo terus bergerak ke bawah, perkuat akar rumput, bertemu dengan mereka, satukan seluruh energi juang.
Kita persembahkan kemenangan untuk rakyat melalui Pak Ganjar Pranowo dan Prof Mahfud MD.
BACA JUGA:Jokowi: Pengusaha Hati-Hati Pilih Pemimpin 2024
Akhirnya mengakhiri sambutan ini, nah, ini saya ingin mengutip juga saya ingin menyosialisasikan kembali, mengutip lagu kebangsaan Indonesia Raya itu ternyata stanza itu bagiannya ada tiga, Pak.
Saya akan mempopulerkan kembali, tapi acaranya yang besar-besar, karena itu Indonesia.
Jadi, ini Stanza III sebagai bahan perenungan bersama, Indonesia tanah yang suci, tanah kita yang sakti, di sanalah aku berdiri, menjaga Ibu sejati.
Indonesia tanah berseri, ayo sopo yang ikut? Enggak hafal, kan. Ibu juga belum hafal, kok.