Imbas Kasus Dugaan Korupsi KONI Sumsel, Puluhan Massa Geruduk Kejati, Minta Usut Tuntas Secara Profesional PALEMBANG - Senin, 28 Agustus 2023, gedung Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan (Kejati Sumsel) menjadi saksi dari aksi protes yang menggema. Puluhan massa, yang terdiri dari berbagai kelompok aktivis anti korupsi di Sumatera Selatan, bersatu. Mereka menyuarakan tuntutan agar Kejati Sumsel melakukan penyelidikan menyeluruh terkait kasus korupsi yang mengguncang provinsi ini. Kasus Korupsi KONI Sumsel, yang telah menetapkan dua tersangka, menjadi salah satu fokus utama demonstrasi ini. Para aktivis yang bergabung dalam aksi ini mengecam tindakan korupsi sebagai "kejahatan luar biasa" dan menyatakan mereka adalah musuh bersama yang harus dilawan. Direktur Eksekutif Serikat Investigasi Reformasi Anti Korupsi (SIRA), Rahmad Sandi, mengungkapkan apresiasi terhadap upaya Kejati Sumsel dalam memberantas dugaan korupsi di Provinsi Sumsel. BACA JUGA : Program Jaksa Masuk Sekolah: Edukasi Hukum Sejak Dini dari Kejati Sumsel "Korupsi ini merupakan kejahatan luar biasa, dan musuh kita bersama. Untuk itu, kami mendukung kinerja Kejati Sumsel," katanya saat berorasi di depan gedung Kejati. Rahmad Sandi juga mengungkapkan bahwa Kejati Sumsel telah berhasil mengungkap kasus-kasus besar lainnya di Sumsel. Lalu, telah menyelamatkan keuangan negara senilai Rp18,6 miliar selama tahun 2023. BACA JUGA : Kejari Musnahkan Barang Bukti Pendapat senada disampaikan oleh Feriyandi dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Komisi Pemberantasan Korupsi (BPI KPNPA RI). Dia mengapresiasi upaya Kejati Sumsel dalam mengusut kasus-kasus besar korupsi di wilayah hukumnya. Kasus besar yang ditangani Kejati Sumsel mencakup kasus BUMN, kasus korupsi Jalan Tol OKI, kasus korupsi program SERASI di Banyuasin, dan baru-baru ini, penetapan tersangka dugaan korupsi dana hibah KONI Sumsel. "Sebagai penggiat anti korupsi di Sumatera Selatan, kami bangga akan kinerja Kejati Sumsel saat ini," ungkap Feriyandi.
Kategori :