LUBUKLINGGAU, KORANSUMEKS.COM - Hotel itu ada pinggir jalan. Disana sudah terlihat seperti bangunan khas Eropa yang masih berdiri kokoh.
Hotel itu lokasinya di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Jawa Kanan SS, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
Itulah Hotel Transit Lubuklinggau yang merupakan salah satu hotel tua di Kota Lubuklinggau.
Bahkan hotel ini dibangun saat Lubuklinggau masih menjadi bagian dari Kabupaten Musi Rawas.
BACA JUGA : Sulit Ditindak, Legalkan!
BACA JUGA : Adu Penalti, SSB Betung Jawara
Menariknya, hotel ini tidak hanya tua dan bernuansa eropa, tapi menyimpan jejak-jejak sejarah, bahkan barang-barang tua bersejarah juga terpajang rapi di sudut-sudut hotel.
Ada foto-foto tokoh tempo dulu, khususnya yang pernah memerintah di wilayah Musi Rawas era pemerintahan Belanda.
Ada juga benda-benda atau peraalatan rumah tangga, meja kursi yang terbuat dari kayu, diperkirakan berusia hingga ratusan tahun, juga ada satu mesin jahit diperkirakan berasal abat ke 17.
Rahmad Sugeng, salah satu pegawai Hotel Transit Lubuklinggau menuturkan, awalnya di lokasi bangunan d ini merupakan rumah panggung terbuat dari kayu.
BACA JUGA :Kue Keranjang, Kue Khas Imlek yang Dianggap Bawa Simbol Kebahagiaan
BACA JUGA : Tokoh Politik Datangi Open House Imlek Ketua PSMTI Sumsel
Rumah panggung itu dibawahnya seperti toko tempat usaha, dimana saat itu pernah menjadi tempat toko bangunan atau gudang semen.
Kemudian pada tahun 1984 dibangunlah menjadi hotel dan bangunan semula dirombak habis menjadi hotel dua lantai.
"Arsitektur-nya khas Belanda tempo dulu. Tapi bukan dibangun dibangun pada zaman penjajahan Belanda," kata Rahmad.
Awal dibangun, lanjutnya, hotel tersebut 12 kamar, kemudian karena terus berkembang, bangunan ditambah memanjang ke belakang. Sehingga mencapai sekitar 30 kamar.
BACA JUGA : Sriwijaya FC dan “Bayang-Bayang” Empat Tim Raksasa di Dunia yang Butuh Puluhan Tahun untuk Kembali ke Kasta Teratas
BACA JUGA : Sulit Bangkit karena Duit
Hotel ini dibangun oleh keturunan H Mantap Natadiraja, yang dulu merupakan Pangeran yang menjadi Kepala Marga Tiang Pumpung Kepungut, pada era pemerintahan Belanda. Atau kala itu masuk dalam wilayah Onder Afdeeling Moesi Oeloe.
Disini masih terpajang foto-foto Mantap Natadiradja pada masanya memerintah Marga Tiang Pumpung Kepungut.
Tidak hanya itu, juga terdapat foto rumah atau kediaman Pangeran Mantap bersama para petinggi Belanda saat itu dan rumah tersebut berkedudukan di Desa Muara Kati, di Kabupaten Musi Rawas.
Hanya saja rumah yang di dalam foto tersebut sudah tidak ada lagi, yang tersisa hanya tangga rumahnya saja.
BACA JUGA : Ada Bansos Rp2 Juta untuk Anak SMA, Syaratnya..
BACA JUGA : Empat Jenis Bansos yang Bisa Kamu Dapatkan Pada 2023
Rahmad mengungkapkan memang secara bisnis hotel Transit sudah kalah dengan hotel modern dan pengunjung semakin sepi sejak pandemi covid-19 lalu.
Jumlah pegawai juga semakin berkurang, saat ini hanya tersisa 5 orang dan masukan tidak sebanding dengan biaya operasional.
Meski begitu, diakui Rahmad, owner yang merupakan cicit Pangeran Mantap Natadiraja tidak mempermasalahkan mengenai pemasukan.
"Tapi yang punya ini tanggung jawab. Kami tetap digaji dari sumber pemasukannya yang lain.,"ujarnya.
BACA JUGA : CATAT ! Perusahaan BUMN Siap Gaji Tinggi para Fresh Graduate Jurusan Kuliah Ini loh
BACA JUGA : CATAT ! Perusahaan BUMN Siap Gaji Tinggi para Fresh Graduate Jurusan Kuliah Ini loh
adi kami dianggapnya untuk mengurus rumah tua saja jasi alau ada tamu yang dilayani, kalau tidak ada tamu apa boleh buat," ungkapnya.(lid)
Tags :
Kategori :