INDRALAYA - SUMATERAEKSPRES.ID - Curah hujan sudah jarang turun di beberapa wilayah di Kabupaten Ogan Ilir. Namun, beberapa area persawahan di Desa Sungai Lebung, Pemulutan Selatan diupayakan para petani agar tetap produktif. Mereka tetap melakukan olah tanah memasuki persiapan tanam. Hanya saja memang di musim kemarau banyak lahan-lahan sawah lebak di desa tersebut yang mengalami kekeringan. Ini kendala yang dialami petani. ‘’Saat ini ketersediaan air pada area persawahan petani sudah mengalami kekeringan,’’ ujar Aprianto, petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Pemulutan Selatan. Hal ini karena tipe sawah lebak tadah hujan sangat bergantung pada ketersediaan tampungan air pada musim penghujan. ‘’Desa Sungai Lebung sudah dua tahun ini mulai menerapkan tanam padi dua kali dalam setahun,’’ ujarnya.
Saat tanam di luar musim, kadang pas musim kemarau, sawah-sawah di lebak banyak kering dan kekurangan pasokan air. ‘’Jadi tantangannya kalau tanam di luar musim, harus siap-siap cari sumber air," ungkapnya.Meskipun begitu, pengalaman selama 2 tahun terakhir sudah membuat para petani paham. Mereka sudah terbiasa dengan masalah tersebut. Sebelum memutuskan untuk melakukan penanaman, petani sudah melakukan antisipasi.
Mereka sudah menyiapkan sumber cadangan air. ‘’Untuk mengatasi persoalan pengairan, petani sudah membuat sumur bor tidak jauh dari area persawahan. Jadi ketika butuh air, mereka (petani) tinggal menyedot dari pompa untuk mengairi areal persawahan," ucap Aprianto.Upaya tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya gagal panen. Pemanfaatan sumur bor ternyata cukup meringankan beban petani di Sungai Lebung dari kekurangan air di lahan sawah. ‘’Sehingga dapat diharapkan dari upaya budidaya tanaman, petani bisa membawa hasil meskipun tidak sebagus pada musim hujan,’’ ujarnya. (dik/)