*Hanya Jemaah Sakit-Disabilitas Boleh Dijemput di Asrama Haji
PALEMBANG - Untuk menyambut kepulangan jemaah haji Sumsel, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Palembang gelar rapat, kemarin.
Bertempat di Aula Asrama Haji Palembang. Kepala Bidang (Kabid) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Sumsel selaku Sekretaris PPIH minta semua panitia bersiap.
Baik dari Kemenag, Pemprov, KKP, Dinkes, kepolisian, TNI, Imigrasi dan Bea Cukai serta stakeholder lain.
“Jemah kloter 1 akan tiba di Bandara SMB II, Kamis (6/7), pukul 22.15 WIB,” katanya.
Kata Armet, penyambutan kepulangan jemaah memang tugas PPIH debarkasi Palembang yang rutin tiap tahun. “
Tapi jangan anggap sepele. Yang namanya tugas, apa pun itu harus dikerjakan dengan penuh tanggung jawab,” pintanya.
Untuk proses penjemputan jemaah sesuai dengan titik kumpul yang sudah ditentukan KBIH atau pemkab/pemkot masing-masing.
“Kecuali untuk jemaah lansia dan yang berkebutuhan khusus asal Palembang, diperkenankan untuk dijemput di Asrama Haji,” jelasnya.
Untuk air Zamzam, tahun ini tiap jemaah akan dapat 10 liter. Untuk beberapa kloter awal, akan dapat 5 liter dulu karena saat MoU
dengan maskapai Saudi Airlines memang ketentuannya masih 5 liter.
“Tapi nanti tambahan 5 liternya akan diantarkan ke kabupaten/kota masing-masing sehingga total tiap jemaah tetap dapat 10 liter,” jelasnya.
Hal ini juga berlaku bagi jemaah haji yang wafat. Zamzamnya akan tetap diberikan kepada pihak keluarga.
BACA JUGA : Jangan GugupKabag Agama Biro Kesra Pemprov Sumsel H Sunarto mengimbau kepada seluruh PPIH agar menyambut dan melayani jemaah dengan sepenuh hati.
"Jemaah haji yang baru tiba dari Tanah Suci, insya Allah pada diri mereka memiliki keberkahan yang luar biasa. Insya Allah keberkahan akan kita dapatkan," imbuhnya.
Sementara, HM Yunus, jemaah dari KBIH Ar Raudhah pimpinan H Ayik Ali Idrus yang masih berada di Tanah Suci menyatakan kondisi dampak kemacetan
Muzdalifah-Mina tak separah yang disampaikan Tenaga Ahli Menteri Agama dan beberapa jemaah lain.
“Untuk masalah makan di Arafah dan Mina, alhamdulillah tidak ada masalah. Lancar saja. Sewaktu akan bergerak ke Muzdalifah, buah-buahan dan susu bahkan berlebih,
" jelasnya didampingi H Hendri. Pada saat akan menuju ke Muzdalifah, mereka disarankan bawa buah-buahan, susu yang tersisa serta air minum secukupnya.
“Memang, terjadi kekacauan pada saat jemaah rebutan naik bus menuju ke Mina,” bebernya. Hal ini terjadi karena keterbatasan badan jalan.
Sementara bus-bus yang berukuran besar harus antre keluar pool menuju titik jemputan.
Lamanya bus menunggu jemaah rebutan naik ke bus juga menjadi kendala. Tiba di Mina, jemaah tidak lagi terkejut dengan kondisi di sana.
“Padat, ya memang padat. Sesak. Karena memang lokasi perkemahan di Mina agak lebih sempit dibanding Arafah," jelasnya.
Tapi untuk urusan makanan, sama sekali tidak ada masalah. Setiap maktab ada dapurnya, dan prosesnya sangat cepat.
Bila ada yang mengeluhkan masalah makanan tidak sesuai selera, bisa beli Makanan di luar, bahkan bila ingin martabak telur pun, ada di sana. “Semua lancar hingga saat ini kami sudah kembali lagi ke hotel di Mekah," jelasnya.
Memang ada beberapa hari tidak menerima makan, dan itu juga sudah diinformasikan sewaktu di Indonesia.
Saat itulah living cost yang diberikan pemerintah bisa dimanfaatkan. Untuk beli makan dan minum.