*Lebih 2,5 Jam dalam Bus Menuju Mina
MINA - Jemaah haji mulai melaksanakan proses lontar jumrah di Mina.
Selama tiga hari Tasyrik. Namun, perjalanan menuju ke lokasi melontar begitu padat.
Informasi dari dr Hendra, tenaga medis Kloter 23 Embarkasi Palembang, terjadi kemacetan panjang menuju Mina.
“Sudah 2,5 jam, bus-bus dan ambulan menuju ke Mina tidak bisa bergerak,” ungkapnya lewat video yang dikirim ke Sumatera Ekspres, kemarin (28/6).
Terlihat, deretan bus-bus besar yang mengangkut para jemaah haji antre panjang.
Video itu dikirimkan dr Hendra pukul 15.30 WIB atau sekitar pukul 11.30 Waktu Arab Saudi (WAS).
Sedangkan saat itu, jemaah kloter 3 asal Pagaralam sudah tiba di lokasi lontar jumrah.
Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, untuk pelaksanaan wukuf di Arafah secara umum berjalan baik dan lancar.
Begitu juga mabit di Musdalifah. Namun, kondisi di Mina jauh lebih berat.
BACA JUGA : Rahasia dari Dapur, Inilah 5 Trik Sederhana Mengolah Tekstur Daging yang EmpukSebab, jemaah akan tinggal lebih lama di tenda. Selain itu, kalau di Arafah jemaah hanya diam.
Sedanhkan di Mina, ada aktivitas lontar jumrah tiga hari.
"Sampai selesai wukuf, dilaporkan ada tujuh jemaah yang meninggal di Arafah.
Jika Mina tidak dipersiapkan dengan baik, kejadian yang sama akan terulang, banyak jemaah yang tumbang, termasuk lansia. Kita tidak berharap itu terjadi," katanya.
Untuk itu, Kemenag menyuapkan skenario agar jemaah Indonesia yang mayoritas lansia ini bisa beribadah dengan nyaman.
Tanpa harus gugur kewajiban hajinya. Sebab, di Fikih banyak alternatif. “Mereka yang tidak mampu bisa dibadalkan lontar jumrahnya," jelas Menag.
Menag minta Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk menerapkan skema perlindungan, pelayanan, dan pembinaan yang menyesuaikan kondisi fisik jemaah.
"Jadi yang benar-benar mungkin saja yang boleh lontar jumrah sendiri dan boleh tawaf ifadah sendiri. Lainnya, jemaah yang secara fisik tidak memungkinkan, saya minta lontar jumrahnya dibadalkan," tegasnya.
Badal lempar jumrah tersebut tidak dipungut biaya. "Tidak ada pungutan apa pun atas badal lontar jumrah," imbuhnya.