Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel mencatat, ekonomi Provinsi Sumsel triwulan I tahun 2023 ini mengalami pertumbuhan sebesar 5,11 persen. Dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi 13,35 persen.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor luar negeri yaitu sebesar 38,27 persen. Sebelumnya, pada 2022, ekonomi Sumsel 5,23 persen. Perekonomian Sumsel diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp591,60 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp343,48 triliun.Membaiknya perekonomian memberikan kesempatan lebih luas bagi warga Sumsel untuk mendapatkan pekerjaan. Jumlah angkatan kerja di Sumsel pada Februari 2023 sebanyak 4,49 juta orang. Angka itu naik 89 ribu orang dibanding Februari 2022. Sejalan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami peningkatan. kenaikannya sebesar 0,40 persen.Kepala BPS Sumsel Wahyu Yulianto MSi dalam rilis resminya menjelaskan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2023 sebesar 4,53 persen. “Turun 0,21 persen dibandingkan Februari 2022,” ungkap dia. BACA JUGA : Pempek Udang, Kampung Nelayan Betuah Bisa Mendunia Penduduk yang bekerja di Sumsel per Februari 2023 sebanyak 4,29 juta orang. Terjadi peningkatan 93.900 orang dibanding Februari 2022. Ditinjau dari struktur lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah sektor akomodasi dan makan minum (1,57 persen). BACA JUGA : Sumsel Tujuan Investasi Sementara yang mengalami penurunan terbesar yaitu sektor perdagangan besar dan eceran (1,65 persen). BPS Sumsel mencatat, sebanyak 2,72 juta orang penduduk Sumsel (63,39 persen) bekerja pada kegiatan informal. Turun 1,39 persen poin dibanding Februari 2022.
“Persentase pekerja setengah pengangguran turun sebesar 1,52 persen. Sementara persentase pekerja paruh waktu naik sebesar 2,62 persen dibandingkan Februari 2022,” jelasnya. Terdapat 46,2 ribu orang (0,72 persen penduduk usia kerja) yang terdampak Covid-19.Terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (1,7 ribu orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 (5,8 ribu orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 (38,7 ribu orang). Jumlah penduduk miskin Sumsel pada akhir 2022 1.054.990, turun dari 2021 yang mencapai 1.113.760 jiwa. Sementara angka stunting Sumsel, 18,6 persen, sudah dibawah nasional yang mencapai 21,6 persen. Targetnya, tahun ini turun lagi hingga 14,3 persen. Untuk angka harapan hidup warga Sumsel meningkat. Jika 2021 hanya 69,98 tahun, maka di akhir 2022 lalu naik menjadi 70.32 tahun.
Kategori :