Semoga Bapak Husnul Khotimah

Selasa 09 May 2023 - 22:46 WIB
Reporter : Edi Purnomo
Editor : Edi Purnomo

*Penyesalan Jon Kenedi (50), Usai Bunuh Ayah Kandung Sendiri Penyesalan selalu datang terlambat. Jon Kenedi (50), kini hanya bisa meratapi kepergian ayah kandungnya, almarhum Kader (70). Dengan tangannya sendiri, dia mengantarkan orang tuanya itu menjemput maut. Gara-gara  telur ayam.

Suasana duka masih menyelimuti kediaman almarhum Kader, warga Desa Simpang Perigi, Kecamatan Ulu Musi, Kabupaten Empat Lawang. Pria lanjut usia itu terbunuh di tangan putranya sendiri, Jon Kenedi.

Peristiwa berdarah itu terjadi Sabtu (6/5) lalu. Sekitar pukul 10.00 WIB. “Saya khilaf melakukan perbuatan itu,” kata Jon, kemarin. Selama ini, dia mengaku jarang ribut dengan sang ayah. Mereka tidak tinggal seatap. Tapi rumah Jon dan ayahnya berdekatan. Ada kandang ayam. Di kandang itu, Jon dan sang ayah punya ayam masing-masing. Sama-sama sedang bertelur.

Sebelum kejadian itu, rencana Jon akan memupuk padi di sawahnya. Belum sempat buka karung pupuk, sang ayah datang ke rumahnya mencari telur ayam. "Bapak menanyakan telur ayam. Karena di kandang ada juga ayam saya dan bertelur juga. Tapi bilang itu telur ayamnya, sambil marah dan mengucapkan kata-kata kotor," kata  Jon.

Dia mengakui, ayahnya punya riwayat darat tinggi dan sering marah. Tapi mereka jarang ribut. Namun, kali ini perkataan kasar ayahnya membuat emosi Jon terpancing. Dia gelap mata.

Jon, anak sulung dari empat bersaudara yang kesehariannya bertani  mengambil kuduk (pisau kecil). Senjata tajam itu biasa digunakan untuk membuka karung pupuk pupuk.

Begitu kuduk itu digenggaman tangan kanannya, dengan cepat Jon menusukkan benda tajam itu berulang kali ke tubuh orang tuanya. Sampai ayahnya tersungkur ke dekat pintu rumah. Kondisi pria tua itu bersimbah darah.

Kader pun meregang nyawa seketika. Jon tersadar. Melihat tanmgannya yang memegang pisau berlumuran darah. "Tidak ingat lagi berapa kali. Setahu saya satu kali, kena dada," ucapnya dengan wajah lesu dan kuyu.

Tapi dalam pemeriksaan oleh petugas sebelum dievakuasi, terungkap ada banyak luka tusuk di tubuh almarhum Kader. Mulai bagian dada tengah, dada sebelah kiri, ketiak bagian depan tangan kiri tembus ke belakang,  pergelangan tangan kiri.

Ditemukan juga luka terkelupas pada jari tulunjuk tangan kanan dan luka di paha atas kiri  tembus ke belakang. Jon yang ketakutan telah menikam ayahnya lalu berlari masuk ke dalam hutan.

Di sana, ayah tiga orang ini pun menangis. Meratapi perbuatannya yang sudah menghilangkan nyawa ayahnya. “Saya betul-betul menyesali sudah menusuk bapak,” imbuhnya.

Setelah agak tenang, Jon pun mencari rumah warga di kawasan Talang Muara Palu, Desa Simpang Perigi, Kecamatan Ulu Musi. Sedangkan pisau yang ia gunakan untuk menikam ayahnya sudah dibuangnya ke sungai. "Saya mengakui perbuatan itu. Semoga bapak diterima di sisi Allah SWT dan husnul khotimah," ucap Jon lirih.

Kepala Desa (Kades) Simpang Perigi, Julian Yoserizal, mengatakan, Jon tampak terpukul dan mengakui kesalahannya karena telah menghilangkan nyawa ayah kandungnya sendiri.

"Semalam (Sabtu malam), waktu kita ikut mengantar dia ke Polres Empat Lawang, Jon menangis. Dia mengatakan benar-benar sangat menyesal dengan kejadian itu," beber Julian sembari membenarkan kalau almarhum mudah emosi dan sering ngomel.

"Memang sudah tua Pak Kader ini. Mudah emosi. Kalau dia sedang marah, tidak tahu siapa-siapa lagi. Ngomong sering tidak terkontrol," tambahnya.

Meski begitu, perbuatan Jon tetap tidak bisa dibenarkan. Kasi Humas Polres Empat Lawang, Kompol Hidayat menjelaskan, dari keterangan para saksi yang mereka periksa, antara anak dan ayah itu memang sering ribut.

"Diduga almarhum sempat mengalami riwayat penyakit gangguan jiwa, namun sudah sembuh," jelas Hidayat.

Enam jam setelah kejadian, Jon ditangkap Tim Elang Satreskrim Polres Empat Lawang bersama anggota Polsek Ulu Musi. Penangkapan berlangsung di wilayah Talang Muara Palu, Desa Simpang Perigi, Kecamatan Ulu Musi.

Awalnya, petugas mendatangi kediaman pelaku, tapi yang bersangkutan tidak ada. Setelah mengevakuasi jenazah almarhum dan menenangkan keluarganya, polisi pun mencari keberadaan Jon. Setelah enam jam, posisinya baru terlacak di wilayah Kecamatan Ulu Musi tersebut.

Kasat Reskrim Polres Empat Lawang, AKP M Tohirin mengatakan, motif peristiwa berdarah itu memang masalah telur. Ada selisih paham antara anak dan ayahnya itu. “Sang ayah mengeluarkan perkataan kurang sopan sehingga anaknya marah dan khilaf,” jelas dia.

Saat peristiwa penusukan, almarhum sebenarnya sempat mencoba lari keluar rumah. Tapi Jon yang gelap mata terus melukainya. “Untuk pisau belum ketemu karena pengakuan tersangka sudah dibuangnya ke sungai,” pungkas Tohirin. (*/eno)

Tags :
Kategori :

Terkait