Obati Kangen, Ikut Bukber Komunitas Muslim
*Warga Indonesia yang Ramadan di Luar Negeri
Banyak pengalaman para mahasiswa Indonesia yang kuliah di luar negeri. Salah satunya ketika harus jalani ibadah puasa pada bulan suci Ramadan. Terutama di negara yang jumlah penduduk Islamnya minoritas. Muhammad Irfan Akbar merasakan itu.
Irfan kini tengah menjalani pendidikan tingginya di Negeri Gingseng, Korea. Statusnya mahasiwa Strata 2 (S2) Jurusan Ilmu Komputer di Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST) Data Mining Lab.
Tepatnya di Daejeon, Korea Selatan (Korsel). Kesehariannya dalam kuliah, belajar di kelas dan melakukan riset. "Ini Ramadan yang ketiga kalinya saya jalani di Korea," kata pemuda kelahiran 23 Juli 2000 itu.
Diakuinya, menjalani ibadah puasa di negeri orang tentu berbeda dengan tradisi Tanah Air. "Di sini tidak ada yang jualan takjil, tidak ada azan, dan lainnya. Sepi. Tak seperti Indonesia," ucap Irfan. BACA JUGA : KPU Akan Hitung Mundur
Meski begitu, dirinya tetap merasa beruntung. Komunitas muslim dan mahasiswa Indonesia yang sekarang berada di Korsel sering gelar acara buka puasa bersama. Sehingga lumayan mengobati rasa rindu kampung halaman.
Apalagi, Irfan, anak sulung dari dua bersaudara pasangan Widya Yunita dan Feryzal Putra yang tinggal di Jakarta ini sudah merantau tiga tahun. Tiga kali bulan puasa. Mulai terbiasa dengan semua perbedaan yang ada.
Untuk beribadah, khususnya tarawih, Irfan dan mahasiswa muslim lain tak terlalu kesusahan. Lokasi kampusnya berdekatan dengan Islamic Center.
“Tapi karena di sini jarang ada yang berpuasa, kita mau tidak mau harus mengikuti jadwal warga setempat. Menu buka puasa hanya seperti makan malam biasa," lanjutnya.