Setelah Covid-19 Muncul Virus Marburg, Seperti Apa Gelajanya?

Reporter: Rian Sumeks |

Editor: Rian Sumeks |

Sabtu , 25 Mar 2023 - 14:01

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Setelah Covid -19 dan variannya melandai, kini muncul penyakit baru yang disebabkan virus Marburg. Sudah mewabah di negara Guinea Khatulistiwa. Tetangganya, Kamerun pun sudah melakukan upaya pencegahan penularan. Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof dr Yuwono MBiomed mengatakan, sumber penularan virus ini yang lebih dikenal adalah kelelawar atau kera, bukan lalat. "Seseorang yang kena virus Marburg bisa menulari orang lain lewat cairan tubuh, utamanya darah. Mirip penularan Virus Hepatitis B dan HIV," jelasnya.

BACA JUGA : FOTO: Hujan Tiga Jam, Banjir Hantam RS hingga Perumahan di Palembang

Adapun gejalanya, ucap Yuwono, mirip demam berdarah. Cuma masuk demam berdarah stadium 3. "Kalau demam berdarah sebenarnya pasien alami pendarahan dalam bentuk bintik kecil merah. Ini lebih besar," bebernya. "Di Indonesia, sejauh ini belum ditemukan pasiennya. Namun dengan kondisi sekarang teknologi yang maju, orang keluar masuk dari luar negeri tidak menutup kemungkinan," kata dia. Kuncinya, kata Prof Yuwono, dengan meningkatkan imunitas tubuh.

setelah covid-19 muncul virus marburg, seperti apa gelajanya?

palembang, sumateraekspres.id - setelah covid -19 dan variannya melandai, kini muncul penyakit baru yang disebabkan virus marburg. sudah mewabah di negara guinea khatulistiwa.

tetangganya, kamerun pun sudah melakukan upaya pencegahan penularan.

ahli mikrobiologi sumsel, prof dr yuwono mbiomed mengatakan, sumber penularan virus ini yang lebih dikenal adalah kelelawar atau kera, bukan lalat.

"seseorang yang kena virus marburg bisa menulari orang lain lewat cairan tubuh, utamanya darah. mirip penularan virus hepatitis b dan hiv," jelasnya.
baca juga : foto: hujan tiga jam, banjir hantam rs hingga perumahan di palembang
adapun gejalanya, ucap yuwono, mirip demam berdarah. cuma masuk demam berdarah stadium 3. "kalau demam berdarah sebenarnya pasien alami pendarahan dalam bentuk bintik kecil merah. ini lebih besar," bebernya.

"di indonesia, sejauh ini belum ditemukan pasiennya. namun dengan kondisi sekarang teknologi yang maju, orang keluar masuk dari luar negeri tidak menutup kemungkinan," kata dia.

kuncinya, kata prof yuwono, dengan meningkatkan imunitas tubuh.

Tag

Share