https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Makarti Jaya: Perintis Transmigrasi Perairan Pertama di Sumatera Selatan

Makarti Jaya merupakan salah satu dari 21 kecamatan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.-Foto: IST -

SUMATERAEKSPRES.ID - Makarti Jaya merupakan salah satu dari 21 kecamatan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Dengan luas wilayah mencapai 2.500 hektare, kecamatan ini terdiri dari satu kelurahan, yaitu Makarti Jaya, serta 11 desa, yakni Delta Upang, Muara Baru, Pendowoharjo, Pangestu, Purwosari, Sungai Semut, Tanjung Baru, Tanjung Mas, Tirta Kencana, Upang Makmur, dan Upang Mulya.

Wilayah ini terbagi dalam beberapa zona pemanfaatan lahan, dengan 485 hektare digunakan sebagai pemukiman, 2.015 hektare untuk pertanian, dan sekitar 10 hektare berupa rawa-rawa.

BACA JUGA:Dorong Petani Kembangkan Bawang Merah Unggul, Potensi Desa Tirtosari Banyuasin 1 Bisa Menyamai Brebes

BACA JUGA:KMP Puteri Leanpuri Tidak Ganggu Jasa Angkutan Masyarakat Banyuasin

Transmigrasi Perairan Pertama di Indonesia

Makarti Jaya bukan sekadar kecamatan biasa. Daerah ini adalah pelopor transmigrasi perairan pertama di Sumatera Selatan yang dikenal sebagai Delta Upang.

Program ini dimulai pada 1969 oleh Presiden Soeharto sebagai bagian dari upaya pemerataan penduduk dan pembangunan ekonomi di luar Pulau Jawa.

Para transmigran yang datang berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat, dan Bali. Tercatat 25 kepala keluarga (KK) dari Jawa Timur dan 25 KK dari Jawa Barat yang pertama kali menetap di sana. Mereka dipimpin oleh Kepala Objek Bapak Saibu hingga 1972.

BACA JUGA:Sebagian Sumsel 70 Persen Curah Hujan Menengah, Potensi Hujan Lebar di Palembang, Muba, Banyuasin, OI, dan OKI

BACA JUGA:Polres Banyuasin Berantas 82 Kasus Penyakit Masyarakat dalam 16 Hari

Sementara itu, komunitas transmigran asal Bali, sebanyak 25 KK, ditempatkan di Kampung III atau Lingkungan III.

Dari Kriyo hingga Kecamatan Makarti Jaya

Seiring waktu, jumlah penduduk terus bertambah. Pada 1972, kepemimpinan diambil alih oleh Kepala Proyek Bapak Bambang Sugeng hingga 1976.

Selanjutnya, pemerintahan lokal bertransformasi menjadi Kriyo di bawah naungan Parsirah Marga Sungsang.

Kriyo membawahi tiga Penggawa, yakni Penggawa I dipimpin Jamali Toyib, Penggawa II oleh Astomo, dan Penggawa III oleh Pan Sumo. Jabatan Kriyo dipegang oleh Margono hingga 1977.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan