Inovasi Kampung Sunan Kecamatan Kalidoni, Melestarikan Sulam Angkinan sebagai Warisan Budaya
Sulam Angkinan, seni sulaman khas Sumatera Selatan, kini mendapat sorotan melalui Inovasi Kampung Sunan di Kelurahan Sungai lais, Kecamatan Kalidoni, Kota Palembang. --
SUMATERAEKSPRES.ID-Sulam Angkinan merupakan sulam khas Sumatera Selatan khusus nya Kota Palembang dengan ciri khas benang emas dan warna warni yang biasa diaplikasikan pada pakaian adat dan sejumlah kerajinan kain khas Sumatera Selatan lainnya.
Selama ini, Kota Palembang sangat dikenal dengan karya tekstilnya berupa songket dengan berbagai motif tetapi masih banyak yang belum tahu sulam angkinan, padahal sudah diproduksi sejak Kerajaan Sriwijaya.
Sulam angkinan tersebut berbahan kain beludru yang disulam dengan aneka jenis benang, seperti benang emas dan payet.
Kerajinan ini merupakan warisan turun temurun dan memang masih terbatas yang memproduksi, karena cukup sulit untuk melestarikan kerajinan khas yang termasuk kurang dikenal tetapi banyak digunakan warga Palembang.
Sulam angkinan terdiri dari empat motif khas yaitu motif biji pala, motif papan, motif angso belago, dan motif singkok jala. Sulam angkinan di Kelurahan Sungailais secara turun temurun telah berjalan sejak tahun 1970-an hingga sekarang.
BACA JUGA:Mengenal Senjata Tradisional Papua: Belati Tulang Kasuari, Warisan Budaya dan Fungsinya
BACA JUGA:Dirjen PAUD: Asset-Based Thinking dan Budaya Disiplin Positif dalam Pendidikan Guru Penggerak
Usaha ini telah memberdayakan masyarakat disekitar RT. 08, RT. 09 dan RT. 36 Kelurahan Sungailais. Oleh karena itu, sebagai bentuk upaya melestarikan budaya sulam angkinan yang ada di Kelurahan Sungailais.
Agar budaya sulam angkinan tidak punah maka Pemerintah Kecamatan Kalidoni, M. Rama Cahya Putra, S.STP., M.M sebagai Camat Kalidoni Kota Palembang membentuk Inovasi Kampung Sulam Angkinan atau yang disingkat Kampung Sunan yang berlokasi di Jalan Mayor Zen Lorong Tanjungan RT.09 RW.01 Kelurahan Sungailais Kecamatan Kalidoni Kota Palembang.
Dimana sampai saat ini usaha sulam angkinan ini telah memberdayakan ± 40 pengrajin yang merupakan warga sekitar lokasi Kampung Sunan.
Pembuatan sulam angkinan di Kampung Sunan masih dilakukan secara tradisional dengan proses membuat pola, menyulam, memasang payet dan menjahit.
Adapun produk yang dihasilkan dari Kampung Sunan ini antara lain taplak meja beserta sarung bantal, hiasan dinding, baju pengantin, selempang, kipas, gendik dan lainnya.
Bahkan pengrajin di Kampung Sunan bisa menerima pesanan sesuai permintaan konsumen baik bentuk maupun warnanya. Selain itu, di Kampung Sunan memiliki banyak motif sulam seperti motif kuku kelabang, lima jari, kipas lurus, kipas miring, jaring/sulur- sulur dan motif lainnya dimana sebagian besar motif yang dibuat merupakan ide kreatif dari anggota Kampung Sunan.
Dengan adanya Inovasi Kampung Sunan ini, diharapkan Sulam Angkinan dapat terus bertahan dan menjadi salah satu ikon kebanggaan budaya Palembang.
Upaya melestarikan warisan budaya ini tidak hanya memberdayakan ekonomi lokal, tetapi juga menjaga identitas dan keberagaman seni tekstil di Indonesia. (Ril).