Hindu Palembang Gelar Ngaben Massal untuk Pertama Kalinya

Upacara perdana ngaben massal dan melepas putra putri Prajapati Setra Gandawangi di Pure Setra Gandawangi, Talang Jambe Palembang (3/6/24). -Foto: Evan/Sumateraekspres.id-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Umat Hindu Darma Indonesia, pagi ini, Senin (3/6/2024) melaksanakan silaturahmi dengan forkompinda dalam acara Ngaben.

Kegiatan berkaitan erat dengan melepas  Putra Putri Prajapati Setra Gandawangi Palembang, sendiri dihadiri kepala Kesbangpol Linmas, Al Fajri Zabidi, serta jajaran dan masyarakat Hindu Darma, di Setra Gandawangi Talang Jambe  Palembang. 

Ketua Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Sumatera Selatan, Dr IGB Surya Negara. CA., menjelaskan gelaran acara sendiri untuk hari ini adalah melaspas pelinggih Pura Prajapati dan mensucikan bangunan pendukung di areal pemakaman Setra Ganda Wangi adalah upacara Dewa Yadnya dengan cara menanamkan (mependem) lima unsur logam.

Kelima unsur logam dimaksud (panca datu) yaitu emas, perak, perunggu, besi dan permata. 

BACA JUGA:Menyambut Hari Suci: Begini Cara Warga Hindu Nibung Rayakan Nyepi!

Tujuannya untuk memberikan kekuatan dan kesucian pelinggih tersebut berikut bangunan pendukung seperti krematorium, rumah duka, balai pertemuan, agar selalu memancarkan aura/energi positif guna menciptakan suasana kondusif, harmonis dan damai bagi segenap umat.

Upacara Dewa Yadnya dipimpin oleh manggala upacara, seorang sulinggih yang bernama Ida Pedanda Anom Putra Singarsa Manuaba dari Griya Mambal Tegal Besar OKU Timur, sekaligus sebagai Dharma Upapati PHDI Provinsi Sumsel. 

Ngaben atau pelebon adalah upacara pembakaran jenasah atau yang disimbolkan jenasah, adalah upacara Pitra Yadnya.

Upacara ini mensucikan roh orang yang telah meninggal yang disebut Palatra, dan setelah disucikan melalui upacara ngaben disebut Pitara.

BACA JUGA:Kunjungi Dharma Santi Nyepi: Pesan Pj Bupati untuk Umat Hindu di Desa Panai Makmur

Upacara ngaben saat ini adalah yang pertama dan perdana di Kota Palembang, dilaksanakan secara massal dengan menggunakan metodologi atau jenis upacara Astiwadana (ngaben tanpa jenasah) yang rangkaian kegiatannya secara garis besar berupa Ngedetin yaitu memanggil/menarik arwah dari sumber air (danau, sungai atau laut). 

Selain itu, Nyiramin yaitu memandikan jenasah atau simbol jenasah, dan Megeseng (membakar) jenasah atau simbol jenasah tersebut, dilanjutkan dengan upacara Ngerorasin yaitu meningkatkan kesucian arwah yang telah diaben, diakhiri dengan Ngelinggihang (mendudukan) sang Pitara sebagai Dewa Hyang pada Pelinggih Rong Tiga (bangunan suci yang memiliki tiga ruang). 

Surya juga menjelaskan, Ngaben massal termasuk upacara ngelungah, ngelangkir, dan ngerapuh adalah upacara ikutan dari upacara melaspas pelinggih Pura Prajapati sehingga sekaligus dapat mengikut sertakan/membantu umat yang kurang berkecukupan di pelosok daerah di Sumatera Selatan hingga mencapai jumlah peserta sebanyak 55 simbol jenasah. 

Untuk upacara Manusa Yadnya saat ini juga merupakan upacara ikutan berupa Mepandes/Metatah (potong gigi), Pewintenan, dan Mepetik Rambut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan