Korban-Korban Debt Collector Speak Up, Papan Bunga Penuhi Polda Sumsel: Polisi Tidak Boleh Kalah Samo Preman

DUKUNG POLDA SUMSEL: Salah satu papan bunga ucapan yang memenuhi Mapolda Sumsel, berisi dukungan Kapolda Sumsel untuk memberantas premanisme berkedok debt collector di wilayah Sumsel.-foto: kris samiaji/sumeks-

PALEMBANG,SUMATERAEKSPRES.ID – Perlawanan Aiptu Fn yang melindungi keluarganya dari belasan debt collector di parkirkan PSx Mal pada Sabtu, 23 Maret 2024, mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat di Sumsel.
 
Papan ucapan bunga, mulai Minggu hingga Senin, penuh terpasang di dinding Fly Over simpang Polda depan Mapolda Sumsel.

Pengirimnya pun dari berbagai daerah, dari Palembang, Muara Enim, Banyuasin, hingga Sekayu. Inti kalimatnya, memberikan dukungan kepada Kapolda Sumsel untuk memberantas debt collector yang meresahkan.

Contohnya dari kiriman Pemuda Banyuasin Bersatu, ”Kami mendukung Pak Kapolda untuk membasmi preman / debt collector yang meresahkan Sumsel. Polisi tidak boleh kalah samo preman.”

BACA JUGA:Anak Trauma, Aiptu FA Lindungi Keluarga, Langgar Kode Etik, di Tempat Khusus 30 Hari

BACA JUGA:Upaya Tarik Mobil Mantan Kanit Reskrim yang Menunggak Cicilan, Debt collector Kena Tembak dan 4 Tikaman

Lainnya, ada kiriman dari Warga Sekayu Bersatu. Tulisannya, ”Selamat dan sukses Bpk Kapolda Sumsel atas tindakan tegas anggota yang berani memberantas premanisme di Sumsel. Berantas terus premanisme yang berkedok debt collector di wilayah Sumsel.”

Palembang Wong Kito Galo tidak mau kalah,” Selamat dan sukses Bapak Kapolda, berantas terus premanisme yang berkedok debt collector di wilayah Sumsel.”

Tiga contoh tulisan papan bunga ucapan itu, hanya sedikit dari puluhan papan bunga ucapan yang memenuhi sekitar Mapolda Sumsel.

Sementara di dunia maya, netizen yang pernah menjadi korban kekerasan oleh debt collector, speak up di media sosial (medsos) instagram.

BACA JUGA:Kasus Polisi Koboi: YLKI Minta Usut Tuntas Leasing Yang Memerintahkan Debt Collector

BACA JUGA:Perilaku Debt Collector Tanggung Jawab Leasing

Di berbagai akun instagram lokal Sumsel, bermunculan video-video ulah para debt collector yang hendak melakukan penarikan paksa kendaraan dari masyarakat.

Dari video-video yang tayang, para debt collector itu bergerombol dan beraksi kawasan pelataran parkir mal. “Nah min, samo uwongnyo samo yang viral kemaren,” tulis netizen.

Sama orang yang dimaksud netizen itu, pada video-video yang bermunculan itu terlihat pula wajah Deddi Zuheransyah (51), dan Robert Johan Saputra (35).

Seperti video berdurasi 04:14, saat mereka hendak melakukan penarikan mobil dari parkiran OPI Mal. Pada tampilan koordinat video itu, tertera tanggal 21 September 2023, pukul 20.36.56 WIB.

Pada video itu, terlihat Deddi berbaju kemeja kotak-kotak biru putih. Istri dari pria berbaju kaus putih yang mobil mereka hendak ditarik, berteriak histeris sambil menggendong anaknya yang masih balita.
 
Pada video lain berdurasi 03:21, lokasinya terkonfirmasi di halaman parkir PS Mal, depan deretan counter handphone di belakang Hotel Aryaduta.

Ada 3 perempuan dalam mobil itu, yang duduk kiri depan sambil memangku bayi perempuan. Mereka tidak bisa keluar parkiran, karena dihadang pakai mobil jenis Datsun Go warna hitam.


NETIZEN SPEAK UP : Netizen yang pernah menjadi korban kekerasan atau intimitasi debt collector speak up ke media sosial. Seperti kasus ini di parkirkan PS Mal, depan deretan counter hp belakang Hotel Aryaduta. terlihat pula wajah deddi, orang yang sama di-foto: tangkapan layar instagram-

Mobil perempuan itu pun dikelilingi sejumlah orang, terlihat pula Deddi mengenakan baju kemeja kotak-kotak biru putih.

Namun perempuan itu membuat gaduh, terus membunyikan klakson mobilnya. Sehingga beberapa sekuriti PS Mal menghampiri.

Para debt collector itu hanya merekam dari belakang mobil perempuan itu, akhirnya mereka memilih memundurkan mobil Datsun Go hitam itu.

Perempuan yang mengemudikan mobil Toyota Calya itu, akhirnya bisa keluar. Dia membuka kaca mobilnya, menantang para debt collector itu untuk sama-sama ke Polda Sumsel. Tapi diacuhkan.

Nah pada video ini, di belakang mobil terlihat pria berbaju putih sambil terus merekam pakai kamera ponselnya. Sosok itu bersama Robert Johan Saputra, pernah ditangkap Unit 4 Jatanras Polda Sumsel, pada Agustus 2020.

Ada 5 orang yang ditangkap saat itu. Yakni, Robert Johan Saputra, Jauhari, Suhandi, Bambang, dan Yulian. Mereka ditangkap atas kasus pengeroyokan saat hendak merampas mobil dikendarai DS (40) dan anaknya Re (17), di Jl Kolonel H Barlian, Palembang.


ROBERT JOHAN SAPUTRA : Robert Johan Saputra (baju tahanan palingk kanan) saat ditangkap Unit 4 Jatanras Polda Sumsel pada Agustus 2020 lalu. Kini dia viral yang nyaris ditembak jarak dekat Aiptu Fn-foto: dokumentasi sumatera ekspres-

Kemudian pada Februari 2022, nama Robert, Rizal, dan Basyori cs muncul sebagai terlapor di SPKT Polda Sumsel pada 22 Februari 2022.

Mereka dilaporkan anggota Polres PALI, Briptu Rehend, yang mendapatkan kekerasan dan intimidasi saat di Palembang Icon Mal, pada 21 Februari 2022.

Rombongan debt collector itu, hendak menarik mobil Honda Mobilio nopol B 1024 PIJ yang dibeli secara kredit pada 2017 untuk tenor 4 tahun. Angsuran pertama Mei 2017, baru angsuran 6 kali setelah itu tidak pernah bayar lagi.  (air)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan