Eksistensi Keris Melayu, Pusaka yang Tetap Berkilau dalam Budaya
Keris Melayu. Foto: Zulkarnain/sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID - Keris, senjata pendek yang kini menjadi peninggalan budaya yang tak tergantikan, memiliki eksistensi yang kuat di tengah masyarakat Melayu.
Dulu, di zaman kejayaannya, keris menjadi senjata terkemuka, diyakini memiliki kekuatan pusaka. Hingga hari ini, peran keris bagi bangsa Melayu masih terjaga dengan kokoh, menjelma sebagai warisan budaya yang adiluhur.
Dalam berbagai aktivitas budaya di tanah Melayu, senjata tradisional ini menjadi bagian tak terpisahkan.
Keris tidak hanya dipandang sebagai alat tempur, melainkan juga mencakup beragam aspek kehidupan masyarakat.
BACA JUGA:Sejarah Dan Mitos Keris Kiyai Sengkelat Empu Supa
BACA JUGA:Maknanya Mendalam! Berikut Filosofi Keris Sabuk Intan Pegangan Abah Guru Sekumpul
Ramli Rachman, pakar dan pemerhati keris dari Malaysia, menjelaskan bahwa keris bukan sekadar senjata, tetapi juga lambang kekuasaan yang sah di berbagai provinsi dan daerah nasional, mulai dari Sumatera hingga ke Malaysia.
Keris tidak hanya dikenal di tanah Melayu, melainkan juga menyebar ke berbagai negara seperti Kamboja, Thailand, Singapura, dan lainnya.
Setiap negeri Melayu memiliki Keris Kebesaran atau Keris Kerajaan, yang menjadi simbol kekuasaan di wilayah tersebut.
Menurut Ramli Rachman dari Akademi Melayu Universiti Malaya, setiap keris kebesaran terdiri dari keris pendek dan keris panjang, yang bersama-sama melambangkan kekuasaan di bumi Melayu.
BACA JUGA:3 Keris Lurus yang Wajib Kamu Miliki Sebagai Pewaris Budaya
BACA JUGA:7 Keris Legendaris dan Populer di Wilayah Sumatera Selatan. Nomor 4 Dibandrol Rp3 Miliar
Sejarah panjang keris Melayu dimulai dari zaman kegemilangan Majapahit di tanah Jawa.
Empu Pandai Sarah, seorang ahli pembuat keris dari Jawa, membawa kemajuan seni pembuatan keris ke Pattani, Thailand Selatan, pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16.