3 Tahun Jadi Pemburu Beasiswa, Sambil Kerja Resto-English Course

RAIH BEASISWA: Wulan (keempat kanan) bersama teman-teman kampusnya di HSE University di Moscow. Dia jadi salah satu penerima beasiswa S2 untuk tahun ini.-Foto: wulan-

Kisah Jebolan UIN Rafa Raih Beasiswa S2 di Moscow

SUMATERAEKSPRES.ID - Kebanggaan dirasakan Wulan Mayang Sari. Gadis kelahiran Palembang, 3 November 1996 itu kini tengah melanjutkan kuliah Strata 2 (S2) di High School of Economy (HSE) University, Moscow. Dia mendapatkan beasiwa setelah tiga tahun jadi ‘pemburu beasiswa’ (scholarship hunter).

Wulan, begitu ia akrab disapa, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Des Amli dan Sutarrti. Sebelumnya, dia jebolah S1 UIN Raden Fatah Palembang. Masa kecil pendidikannya di SDN 166 Palembang, SMPN 32 Palembang dan SMA Islam Az Zahra Palembang.

Namun, tersimpan keinginan kuat dalam diri Wulan untuk bisa dapatkan beasiswa kuliah di luar negeri. Jadikan, sejak tiga tahun lalu, dia jadi seorang ‘pemburu beasiswa’. Dia tertarik kuliah di HSE University karena tempatnya kuliah ini termasuk salah satu kampus unggul. 

Sebelum memilih kampus itu,  dia telah lebih dulu mengecek apa saja yang di tawarkan dan dimiliki kampus tersebut. “Saya menemukan bahwa kampus ini memiliki banyak mahasiswa international, seminar seminar international, kerja sama dengan kampus luar yang ada di Eropa, dan juga kampus ini punya jurusan untuk master degree yang saya mau,” bebernya, Rabu (3/1).

BACA JUGA:Beasiswa Kuliah S1 dan S2 Luar Negeri yang Buka di Awal Tahun 2024

BACA JUGA:Kabar Baik Nih, Telkom University Buka Beasiswa Riset, Simak Batas Akhir Pendaftaran!

Untuk mendapatkan beasiswa ini diakuinya tidak mudah. “Ini menjadi tahun ke-3 saya menjadi scholarship hunter,” ujar Wulan. Awalnya, dia mencari dari website educational yang dimiliki pemerintah. Ada banyak pilihan dan jenis  beasiswa yang bisa diikuti. Saat itu, dia  langsung tertuju pada satu beasiswa yaitu open doors. 

Kemudian dia buka website resmi open doors. Prosesnya cukup panjang karna harus cek universitas dan jurusan yang dicover beasiswa. Setelah mendapatkan informasi lengkap, Wulan memutuskan untuk submit dokumen ke website scholarship itu.

“Karena saya merasa cocok,” imbuh dia. Banyak sekali dokumen yang harus disiapkannya. Menguras tenaga dan juga biaya.  Ijazah dan transkrip nilai yang di- submit harus di-translate ke Bahasa Inggris di penerjemah tersumpah. Lalu, dinotarisasi dan juga di-apostile di KemenkumHAM. 

“Proses apostile sendiri sangat memakan biaya yang lumayan karena saya harus berangkat langsung ke Jakarta. Ke kantor KemenkumHAM pusat yang ada di Jakarta Selatan,” beber Wulan. Tapi perjuangannya tidak sia-sia. Setelah melewati dua tahapan tes, akhirnya dia dinyatakan lulus.

Tapi setelah itu masih banyak dokumen yang harus disiapkan. Seperti keterangan medical check up, memperbarui pasport karena masa expired-nya tidak boleh kurang dari 18 bulan. Setelah itu proses pembuatan visa juga lumayan memakan biaya dan tenaga.

BACA JUGA:PENGUMUMAN! Sudah Buka Pendaftaran Beasiswa Pertukaran Pelajar AFS 2024, Ini Syaratnya!

BACA JUGA:Pengumuman, Beasiswa Ikatan Dinas Calon Pegawai Pos Indonesia di ULBI Sudah Dibuka, Cek Syarat dan Tahapannya!

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan