Sulit Pecahkan Rekor Hendra dan Lilyana
hendra setiawan empat kali juara bwf tour final--
BWF Tour Final
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRESID - Ajang BWF Tour Final menjadi salah satu turnamen bergengsi selain Olimpiade dan Kejuaran Dunia. Tidak sembarang pebulutangkis bisa berkompetisi di ajang tersebut. Hanya 8 pemain dari setiap sektor bisa tampil dan berdasarkan penghitungan poin dari hasil turnamen yang diikuti selama setahun.
Selain prestius, BWF Tour Final menyediakan poin paling tinggi dan hadiah yang cukup fantastis. Tahun ini BWF menyediakan total hadiah sebesar Rp30 Miliar. Untuk tahun ini Indonesia hanya mengirim 6 wakil. Tunggal putra Jonatan Christie dan Antony Sinisuka Ginting, Tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung, ganda putra, Fajar Alfian/M Rian Ardianto dan M Shohibul Fikri/Bagas Maulana. Terakhir di ganda putri atas nama Apriyani Rahayu/Siti Fadia Ramadanti.
BACA JUGA:Alwi Farhan Tumbang, Potensi All Indonesia Final Tetap Terjaga
BACA JUGA:Nadal tak Mau Fans Berekspektasi Terlalu Tinggi
Sejak digelar mulai tahun 1977 hingga saat ini ganda putri Indonesia belum pernah juara. Berbeda dengan ganda putra dan ganda campuran. Untuk ganda putra berhasil meraih 10 gelar dan yang paling sering juara Hendra Setiawan dan Lilyana Natsir dengan meraih 4 kali juara. 3 kali bersama Muhammad Ahsan tahun 2019, 2015, dan 2013. Dan satu kali Bersama Markis Kido tahun 2007.
Sedangkan Lilyana Natsir melakukannya dengan dua pemain berbeda. Berpasangan dengan Nova Widianto berhasil meraih gelar tahun 2005 dan 2007 dan Bersama Muhammad Tantowi pada tahun 2013 dan 2017. Rekor Hendra Setiawan dan Lilyana Natsir sulit dipecahkan oleh pebulutangkis dunia manapun.
Untuk nomor tunggal putra, Indonesia terakhir juara lewat Taufik Hidayat pada tahun 2005. Jika melihat penampilan Jonatan Christie dan Antony Ginting selama setahun terakhir sulit untuk memprediksi bisa tampil maksimal di BWF Tour Final. Hanya Jojo saja yang tampil konsisten.
BACA JUGA:Tunggal Putra Kuasai Guwahati Master 2023
BACA JUGA:Kejutan, Yohanes Singkirkan Unggulan pertama Guwahati Masters 2023
Untuk sektor tunggal putri, Indonesia sudah lama tidak juara. Terakhir pada tahun 1993 saat masih diperkuat ratu bulutangkis, Susi Susanti. Peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 itu berhasil meraih gelar juara pada tahun 1993.
Pada tahun ini asa digantungkan kepada tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung. Pemain asal Wonogiri ini diharapkan bisa tampil konsisten seperti yang dia tunjukkan pada ajang Jepang Master 2023 dengan mengalahkan unggulan Cina, Chen Yu Fei.
Sedangkan untuk ganda putra, penampilan Fajar/Rian tidak segarang tahun lalu yang berhasil menembus 7 kali final dan berhasil meraih 5 gelar juara. Tahun ini, ajar/Rian selalu dibayangi early exit atau selalu kalah di babak-babak awal turnamen. Indonesia praktis berharap banyak kepada ganda M Shohibul Fikri/Bagas Maulana yang sering membuat kejutan dengan menumbangkan unggulan teratas. (*)