26 Juni, Gerakan Pangan Murah Serentak

*Di Seluruh Provinsi dan Kabupaten/Kota

Badan Pangan Nasional mencatat, rata-rata nasional ada empat komoditi pangan yang relatif tinggi harganya.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional, I Gusti Ketut Astawa mengatakan, keempat komoditas tersebut yakni jagung tingkat peternak, garam konsumsi, beras medium di zona 3 dan telur ayam ras.

Khusus untuk beras medium zona 3 yakni di Papua dan Maluku, kenaikannya 15 persen di atas harga eceran tertinggi (HET).

Dimana HET beras medium zona 3 besarannya Rp11.800/kg. Selanjutnya, telur ayam ras naik 13 persen di atas harga eceran tertinggi.

Untuk harga acuan tingkat konsumen Rp27 ribu/kg. Tapi, per 18 Juni, harga telur tingkat konsumen secara nasional mencapai Rp30.537/kg.

Ketut menambahkan, khusus daging ayam juga mengalami kenaikan. "Mudah-mudahan ini tidak lama," imbuhnya.

Badan Pangan Nasional mengumpulkan Dinas Pangan maupun Dinas Perdagangan untuk mengambil langkah dalam rangka menurunkan harga di beberapa wilayah.

Kemudian mengindentifikasi penyebab dari kenaikan pangan, baik dari sisi suplai dan demand.

“Untuk mitigasi kenaikan harga jelang Iduladha, akan ada gerakan pangan murah nasional serentak di 34 provinsi. Pada 26 Juni nanti,” beber Ketut.

Dia berharap seluruh provinsi dan kabupaten/kota menyiapkan pelaksanaan gerakan pangan murah yang anggarannya akan bersumber dari dana dekonsentrasi.

“Karena peraturannya belum keluar sehingga masih anggaran pusat dan kami distribusikan ke provinsi/kabupaten/kota," tukasnya.

Secara nasional, tingkat inflasi terkendali. Dari semua provinsi, hanya Jawa Timur yang di atas 4 persen.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengapresiasi daerah yang maksimal dan berhasil mengendalikan inflasi di wilayah masing-masing.

"Saya apresiasi wilayah yang inflasi-nya di bawah rata-rata nasional," ucapnya saat buka rakor rutin pengendalian inflasi setiap Senin, kemarin.

Ia mengingatkan, saat ini secara keseluruhan tingkat inflasi daerah cukup baik.

"Meski demikian kita harus tetap mewaspadai dinamika, apalagi sebentar lagi kita akan dihadapkan pada perayaan Iduladha," imbuhnya.

Direktur Statistik Harga BPS Pusat, Dr Windhiarso Purranto menambahkan, pola konsumsi antara perayaan Idulfitri dengan Iduladha terdapat perbedaan.

"Pola konsumsi saat Idulfitri lebih besar dibandingkan Iduladha," ulasnya.

Namun, yang patut diwaspadai jelang Iduladha adalah kenaikan harga daging ayam dan cabai.

"Terus waspada agar ketersediaan dan harga tetap stabil di wilayah masing-masing," tandasnya. (*/mh)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan