Petani, Mengaku Wakil Nabi

   

Penembak Kantor MUI Pusat

JAKARTA - Pelaku penembakan Kantor MUI Pusat, Jakarta Pusat berinisial H (60) rupanya sengaja mendatangi tempat itu. Dia ingin minta pengakuan bahwa dirinya sebagai wakil nabi.

Kapolres Pesawaran, AKBP Pratomo Widodo, mengatakan hal itu berdasarkan keterangan istri dari pelaku saat dalam pemeriksaan sebagai saksi di Mapolsek Kedondong, Pesawaran.

“Berdasarkan keterangan istrinya, pelaku pamit dengan dirinya. Mau berangkat ke MUI Jakarta untuk minta pengakuan sebagai wakil nabi,” jelasna, Selasa (2/5) malam. Menurut istri pelaku, suaminay berangkat ke Jakarta kemarin malam menggunakan travel langsung menuju ke Kantor MUI.

AKBP Pratomo mengatakan, sebelum berangkat pelaku sempat meminta izin kepada istrinya dan meminta doa. “Pelaku ini tidak terlibat organisasi terlarang seperti teroris. Istrinya juga mengatakan bahwa suaminya tidak pernah terima tamu dari luar. Dia hanyalah seorang petani,” tuturnya.

Pengakuan pelaku sebagai wakil nabi terjadi sebelum pelaku menikah pada 1984 lalu. Saat itu pelaku mengaku mendapatkan bisikan gaib bahwa dirinya merupakan seorang wakil nabi. Setelah menikah, kemudian pelaku mengumumkan kepada masyarakat bahwa dirinya seorang wakil nabi.

“Pada 1999 dia mengumpulkan orang ke rumahnya dan mengatakan bahwa dia adalah wakil nabi. Namun orang-orang tidak percaya,” bebernya. Pada 2016, pelaku memberanikan diri ke DPRD Lampung untuk meminta pengakuan bahwa dirinya sebagai wakil nabi.

Hingga akhirnya pelaku memberanikan berangkat ke Jakarta menuju MUI Pusat untuk meminta pengakuan bahwa dirinya sebagai wakil nabi. “Dari sejarahnya intinya pelaku ini halusinasi,” tandas Kapolres.

Menyikapi insiden yang terjadi di Kantor MUI Pusat di Jakarta, pengurus dan anggota MUI Sumsel juga telah bersiap siaga. “Kami selalu berkoordinasi dengan pihak berwajib dalam menjaga segala kemungkinan. Diharapkan yang terjadi di MUI Pusat ini yang terakhir dan tak lagi terjadi di tempat lain,” sebut Ketua Komisi Fatwa MUI Sumsel, KH Amin Dimyati Hamzah.

Menurut KH Amin, MUI sebagai lembaga yang membimbing, membina dan mengayomi umat Islam termasuk yang mengeluarkan fatwa akan senantiasa bersikap arif dan bijaksana serta selalu berhati-hati sebelum mengeluarkan sebuah ketetapan dalam bentuk fatwa.

“Sebuah fatwa yang dikeluarkan MUI pastinya melalui pertimbangan yang betul-betul matang didahului pembahasan mendalam. Harapannya agar jangan sampai fatwa yang akan disampaikan ini berujung polemik dan menimbulkan perpecahan,” tandasnya. Kepada umat Islam, Amin mengimbau untuk secara bijak menyikapi insiden kantor MUI Pusat dan tetap berhati-hati.

Wakil Ketua MUI OKI, Suparjon Alihaq menyesalkan adanya penembakan di Kantor MUI Pusat itu. Dengan adanya kejadian, pihaknya waspada dan berhati-hati. Begitu pula MUI Prabumulih.

“ InsyaAllah tidak akan berpengaruh pada kegiatan MUI khususnya kota Prabumulih,” jelas Ketua MUI prabumulih, M Amin. Ketua MUI OKU Drs H Admiyati Somad menyampaikan kejadian itu sangat disesalkan. Kendatipun motifnya belum terungkap. Apapun motifnya, hal itu merupakan teror terhadap ulama dan para pegiat keagamaan. Hanya orang yang tidak beragama yang tidak menghormati para ulama.(kms/uni/chy/bis)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan