https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Perbedaan adalah Rahmat

Siapkan 20 Lokasi Salat Ied, Hari Ini Warga Muhammadiyah Lebaran

PALEMBANG - Sesuai penetapan awal Pengurus Pusat (PP), warga Muhammadiyah lebih dulu merayakan Idulfitri 1444 H, hari ini (21/4). Lokasi salat Ied tersebar di semua sentra Muhammadiyah yang ada di Sumsel. Baik cabang, ranting, maupun sekolah dan universitas.

"Kalau di Palembang ada sekitar 20 titik,” kata salah seorang Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumsel, Prof Romli MA.  

Lokasinya di kompleks Universitas Muhammadiyah (UM) Palembang, di Kertapati, Bukit Kecil, Pakjo, kompleks sekolah Muhammadiyah Balayudha, Kebun Bunga, Sekojo, Lemabang, Kalidoni, Maskarebet, belakang Kantor BI, Ranting Muhammadiyah Talang Jawa," bebernya.

Ditegaskan Prof Romli, soal berlebarannya warga Muhammadiyah hari ini sudah diumumkan jauh-jauh hari. “Kami mengacu pada putusan dan penetapan PP Muhammadiyah. Dengan metode hisab, diputuskan 1 Syawal jatuh pada 21 April," katanya. BACA JUGA : Gelombang Panas Terjang Asia

Sebelumnya, Ketua PWM Sumsel Ridwan Hayatudin SH MH, mengatakan, 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Jumat (21/4). Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta, hilal sudah wujud, dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam, bulan berada di atas ufuk. 

Terpisah, Humas Yayasan Masjid Agung SMB I Jayo Wikramo Palembang, Hadiyanto, mengatakan, pihaknya sudah bersiap menyambut Lebaran. Utamanya untuk pelaksanaan salat Ied. Tenda-tenda di halaman masjid sudah didirikan. 

“Kita ikut penetapan pemerintah,” jelasnya. Mengingat sudah tidak ada pembatasan lagi dan antusias masyarakat yang tinggi pascapandemi Covid-19, diprediksi jemaah yang akan ikut salat Ied di Masjid Agung akan membludak.  “Semoga saja tidak hujan,” imbuh dia.

Terpisah, Ketua PWNU Sumsel KH Amiruddin Nahrawi mengatakan, perbedaan waktu merayakan Lebaran itu biasa. Tak terkecuali tahun ini. “Kata Rasulullah SAW, setiap perbedaan adalah rahmat. Jadi kita tidak harus terkejut dengan adanya perbedaan antara NU dan Muhammadiyah," katanya.

Perbedaan ini sendiri bukan baru terjadi. "Ini tidak mungkin dapat disamakan. Dua-duanya benar, karena berdasarkan ilmiah. Umat Islam tidak usah mempermasalahkan. Syukiri saja. Kita jadikan perbedaan ini sesuatu yang istimewa. Yang penting, tetap jaga persatuan dan kesatuan," pintanya.

Penetapan hari raya boleh berbeda, tapi tujuan tetap sama. “Jadi baik NU, Muhammadiyah dan pemerintah, semuanya dengan tujuan baik," tandas dia. (nsw/iol/*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan