Normalisasi Sungai Hingga Cor Jalan Produksi
Desa Tenggulang Jaya
BABAT SUPAT – Jika tahun lalu program ketahanan pangan Desa Tenggulang Jaya, Kecamatan Babat Supat, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) fokus budidaya ikan lele, maka tahun ini Pemerintah Desa akan membagikan pohon buah alpukat ke tiap rumah.
“Rencana kita setiap rumah kita berikan minimal 1 bibit buah alpukat. KK kita ada 200 lebih, jadi mungkin sebanyak itu bibit yang akan kita berikan,” ujar Heru Santoso, Kepala Desa Tenggulang Jaya, kemarin.
Pihaknya sengaja memilih buat alpukat karena kan kaya karbohidrat, sementara di desa juga belum ada tanaman alpukat. “Harapan kita buah alpukat tiap rumah bisa bertumbuh sehingga nantinya dapat memenuhi asupan pangan seluruh masyarakat,” tuturnya.
Tahun lalu, kata dia, pihaknya membuatkan 13 kolam lele di 13 RT. Pihaknya membantu bibit, pakan, dan lainya tetapi nyatanya memang kurang berkembang. “Sebab air sungai di desa kita ini asam, sehingga kurang cocok untuk budidaya ikan lele dan produksinya kurang maksimal. Padahal bantuan kemarin bantuan kami cukup banyak untuk masyarakat, tiap kolam itu mendapat 2 ribu bibit ikan lele,” tuturnya.
Kendati begitu, kata dia, masih ada kolam ikan lele masyarakat yang tetap berjalan dan berproduksi. Hasilnya dijual Rp20 ribu per kg untuk warga sekitar. , Pemerintah Desa juga akan melakukan pengecoran jalan produksi, baik itu jalan ke kebun sawit maupun pemukiman warga.
“Tahun ini kita juga cor jalan menuju masjid dan pure. Karena memang di desa kita ini, sekitar 40 persen merupakan umat Hindu,” lanjutnya. Kemudian tahun lalu, pihaknya melakukan normalisasi sungai primer dimana dananya berasal dari APBD.
“Sungai kami itu sudah 14 tahun tidak dinormalisasi, nah tahun lalu Sungai Tenggulang dikeruk dan sudah selesai sekitar 2,2 km panjangnya,” bebernya. Selanjutnya tahun ini pihaknya kembali mengajukan bantuan ke Pemda untuk menormalisasi sungai produksi.
“Kita juga akan membangun puskesmas karena selama ini belum ada. Puskesmas Tenggulang Raya, nanti bantuannya juga dari dana APBD,” cetusnya. Selama ini masyarakat desa yang mau berobat, harus ke Puskesmas Sungai Lilin atau Tanjung Kerang. Yang jadi persoalan, aksesnya dari desa ini yang sulit lantaran jalan masuk desa masih tanah. “Target kita awal Mei pembangunan dapat direalisasikan,” pungkasnya. (fad)