Jamin Kelanjutan GSMP, Libatkan Semua Elemen

 

PALEMBANG - Berbagai gebrakan Gubernur Sumsel H Herman Deru SH MM terus dilakukan untuk  mengendalikan inflasi daerah dan menurunkan angka kemiskinan. Salah satunya,   upaya merubah pola pikir masyarakat yang konsumtif menjadi produktif. Program gubernur ini dikenal Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) yang diluncurkan  pada November 2021. ‘’GSMP dilakukan dengan  memanfaatkan lahan dan waktu yang luang di rumah tangga untuk menanam tanaman cabai dan sayuran serta memelihara ikan dan ternak untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga sehari-hari,’’ ujar  Prof. Dr. Ir. Ahmad Muslim, M.Agr, dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri).

 Sejak diluncurkan, warga Sumsel mulai menanami pekarangan atau tanah desa dengan berbagai tanaman kebutuhan sehari-hari. Mereka memanfaatkan  media tanam yang ada disekitar pekarangan rumah.  ‘’Bahkan tadinya pot kembang diubah ditanami cabai dan tanaman bumbu dapur lainnya,’’ katanya.

Program yang diinisiasi Gubernur Sumsel H Herman Derui mulai dirasakan manfaatnya oleh warga. Diantaranyara mengurangi pengeluaran rumahtangga khususnya pangan, membantu menurunkan angka kemiskinan di Sumsel. ‘’Karena program ini dapat mengurangi pengeluaran untuk pangan, proporsi pengeluaran keluarga miskin adalah pangan yaitu 74,34%  dari angka, dengan GSMP ini masyarakat bisa produksi pangan sendiri sehingga jumlah pengeluaran untuk pangan menjadi berkurang,’’ ujarnya.

Selain itu, GSMP mampu menstabilkan harga komoditas petanian sehingga dapat menekan inflasi dan memberikan kemudahan akses kredit KUR dari Bank Sumsel Babel. ‘’Keuntungan lain yang mungkin akan diraih dimasa akan datang adalah pembentukan kelompok sosial GSMP, fungsi estetika dimana lahan pekarangan atau lahan kosong ditanami cabe, sayur, ikan dan ternak, fungsi ekologi, ada nilai edukasi dan dapat dijadikan agrowisata,’’ jelasnya.

Dikatakannya, program GSMP ini sangat baik untuk dilakukan. ‘’Karena realisitis dan riil dapat dilaksanakan langsung oleh rumahtagga/keluarga dan hasilnya dapat langsung dirasakan,’’ ujarnya.

Dikatakan, pelaksanaan GSMP bisa dilakukan secara perorangan atau kelompok tergantung dari kondisi masing-masing desa/kelurahan.  ‘’GSMP ini disesuaikan dengan sasaran masyarakat dan sumberdaya yang tersedia,’’ ujarnya.

Berbagai program kreatif bisa diinisiasi dan dilakukan dalam mendukung GSMP. Seperti mengembangkan rural farming (pertanian perkotaan) dengan budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat baik indoor maupun outdoor (verticultur),  rooftop gardens; pertanian hidroponik, integrated farming system khususnya tanaman sayuran yang dapat tumbuh di air dan ikan lele/betok/nila dengan menggunakan tong atau ember besar. ‘’Pengembangan tanaman toga untuk bumbu sehari-hari, tanaman cabai, sayur-sayuran, pertanian oraganik, dan lain sebagainya di tanah pekarangan atau tanah desa yang tidak dimanfaatkan,’’ ujarnya.

Jika dilakukan, lanjutnya, akan banyak yang merasakan dampak dari program ini. Oleh karena itu harus berkesinambungan.  ‘’Karena bersifat masif, diperlukan pendampingan di setiap daerah untuk memantau dan membantu kegiatan di lapangan yang bisa melibatkan tokoh petani teladan, penyuluh, ataupun dosen dan mahasiswa yang bisa dijadikan Duta GSMP, dan LSM,’’ katanya.

Untuk menjamin keberlanjutan program GSMP ini, lanjutnya,  perlu melibatkan semua elemen. Misalnya Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota dan menunjuk OPD yang bertanggung jawab. ‘’Pemdes dengan  dana desa yang kadang sulit menuntaskan serapan anggarannya dengan kegiatan-kegiatan produktif, mereka sering terjebak dengan program pragmatis,’’ katanya.

Kemudian yang juga tidak kalah pentingnya melibatkan  perusahaan dengan tanggung jawab sosial melalui program CSR. ‘’Sehingga GSMP terjadi percepatan perluasan wilayah dan penambahan masyarakat yang terlibat secara masif,’’ ujarnya. (sms)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan