Klaim Berhasil Kurangi 280 Ton Sampah

ANGKUT SAMPAH : Dua truk membawa sampah ke TPA Sukawinatan. Saat ini Kota Palembang hanya memiliki 141 unit armada sampah dari jumlah ideal 225 unit. FOTO : DOK SE--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kebijakan larangan pemakaian kantong plastik dan sampah tukar tumbler atau kopi (Satuko) yang digulirkan Pemkot Palembang melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) sepanjang 2025 mampu mengurangi produksi sampah Kota Palembang hingga 280 ton per hari.
Sebelum program ini digulirkan, setiap hari produksi sampah Kota Palembang mencapai 1.280 ton.
BACA JUGA:Kapan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Beroperasi?
BACA JUGA:Ubah Pola Pikir Pelajar Palembang, Program Sampah Tukar Tumbler atau Kopi (Satuko) Masuk Sekolah
Penurunan jumlah produksi sampah ini diakui Kepala DLHK Palembang, Ahmad Mustain karena kedisiplinan warga Palembang mengurangi sampah plastik melalui program yang diluncurkan pada awal tahun 2025.
Di antaranya larangan penggunaan kantong plastik di minimarket, toko, pasar dan UMKM. Selanjutnya program Satuko serta Rantang Palembang yang berfokus pada pembagian makanan gratis bagi warga Kota Palembang dari menu sisa sarapan di hotel.
"Kita mampu menurunkan produksi sampah setiap hari sekitar 280 ton. Saya yakin, bila semua program ini terus berjalan, bukan tidak mungkin bakal signifikan menurunkan produksi sampah ke depan.
Tak hanya sampah plastik, sampah lain juga ikut berkurang," tegas Ahmad Mustain kepada koran ini, kemarin.
Kendati Mustain menyebut saat ini pihaknya masih kewalahan menangani sampah dari tempat pembuangan sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Hal ini karena terbatasnya jumlah armada yang dimiliki sekarang. Apalagi 141 unit armada yang tersedia juga tidak beroperasi semuanya.
Dikatakan, idealnya angkutan sampah di wilayah Kota Palembang membutuhkan sebanyak 225 unit truk pengangkut sampah.
Rinciannya 210 beroperasi di lapangan dan 15 unit siaga di kantor. Jadi kalau ada kendala, mobil cadangan bisa langsung diterjunkan. "Untuk itu perlu kita carikan solusi memaksimalkan angkutan yang ada," bebernya.
Di sisi lain, sejak awal Januari hingga pertengahan Februari ini sedang musim buah-buahan yang banyak menimbulkan sampah atau limbah dari sisa makanan. Imbauan ke pedagang buah supaya ikut memastikan sampahnya dapat dibersihkan.
BACA JUGA:PLTSa Operasional, TPA Bisa Disewakan, Titipan Sampah Dihargai Rp400 Ribu/Ton