Ubah Pola Pikir Pelajar Palembang, Program Sampah Tukar Tumbler atau Kopi (Satuko) Masuk Sekolah

SATUKO GOES TO SCHOOL: Kegiatan Program Sampah Tukar Tumbler atau Kopi (Satuko) di SMA Negeri 2 Palembang, kemarin. - FOTO: NENI/SUMEKS-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melaksanakan program "Satuko Goes To School" di SMAN 2 Palembang. Dalam kegiatan itu, para siswa tampak antusias menukarkan botol plastik milik mereka dengan wadah minuman tumbler.
Kepala SMA Negeri 2 Palembang, Marphudok MPd mengatakan, program Sampah Tukar Tumbler atau Kopi (Satuko) ini juga sekaligus memberikan edukasi kepada para siswa agar tidak membuang sampah sembarangan. Terlebih lagi sampah plastik. "Setelah mendapatkan tumbler, para siswa diminta untuk membawa air minum ke sekolah, sehingga tidak perlu lagi membeli air minum dengan kemasan plastik di sekolah," ujarnya di sela kegiatan, Rabu (12/2).
Ia mengatakan, ada 1.300 siswa yang dilibatkan dalam kegiatan Satuko Goes To School itu. Dengan harapan bisa menjadi ajang edukasi agar para siswa, guru dan seluruh warga sekolah peduli terhadap dampak sampah botol plastik terhadap kelestarian bumi.
"Karena sampah plastik baru dapat terurai dalam waktu 10 - 500 tahun. Oleh karena itu setelah siswa mendapat penukaran tumbler, maka setiap hari diharap diisi air minum dari rumah untuk dibawa ke sekolah. Dengan demikian harapannya ke depan dapat mengurangi sampah botol maupun gelas plastik bekas minuman di lingkungan sekolah,"jelas Marphudok.
Penjabat (Pj) Wali Kota Cheka Virgowansyah mengungkapkan, Program Satuko Go To School ini sengaja dilakukan dalam upaya mengajak para siswa bersama-sama peduli terhadap permasalahan sampah plastik di Kota Palembang. "Kita mencoba masuk ke generasi berikutnya, generasi sekolah," ujarnya.
BACA JUGA:PLTSa Butuh 800 Ton Sampah per Hari, Listrik Dijual ke PLN
BACA JUGA:PLTSa Operasional, TPA Bisa Disewakan, Titipan Sampah Dihargai Rp400 Ribu/Ton
Program ini juga bertujuan untuk mengubah pola pikir para siswa dan juga seluruh masyarakat untuk lebih peduli terhadap permasalahan yang timbul akibat sampah plastik dan menyiapkan generasi selanjutnya yang peduli terhadap Kota Palembang. "Harapannya, ketika mereka (para siswa) menjadi jadi dokter, akan menjadi dokter yang peduli terhadap botol plastik. Jadi arsitek yang peduli terhadap botol plastik, kalau nanti jadi wali kota jadi wali kota yang peduli terhadap botol plastik," ucap dia.
Cheka optimis ke depan Palembang akan menjadi kota yang bersih dari sampah plastik. "Sekarang di sekolah dulu, nanti baru akan ke beberapa tempat berikutnya. Program ini akan kita terus tularkan kepada masyarakat sampai akhirnya kita tidak menemukan lagi sampah plastik di Palembang," tukasnya.
Salah seorang siswa SMA Negeri 2 Palembang, Raka mengatakan, dia dan teman-temannya diedukasi sekolah untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mengumpulkan sampah untuk bisa ditukar dengan botol plastik. "Kita kumpulkan botol bekas, kemudian setelah terkumpul bisa ditukar dengan botol minum (tumbler, red)," tandasnya.