https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Terlecut Cibiran ‘Sekda Rasa Wali Kota’, Ratu Dewa: Saya Tidak Ingin Viral Dulu Baru Ditindaklanjuti

Drs H Ratu Dewa MSi-Prima Salam-foto: ist-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dukungan moril dari banyak warga kota pempek yang menjadi alasan Drs H Ratu Dewa MSi maju mencalonkan diri sebagai Wali Kota Palembang. Meski dijagokan, tapi dia juga sempat mendapatkan cibiran dan diragukan. Sebab, Dewa seorang ASN, ketika itu sekretaris daerah (sekda) lalu jadi penjabat (Pj) wali kota Palembang. Murni birokrat, bukan dari kalangan partai politik (parpol),

Awal karier birokratnya sebagai PNS di Departemen Penerangan Provinsi Sumsel tahun 1993. Dari provinsi, dia lalu pindah ke Pemkot Palembang, sampai kemudian dapat amanah menjadi kabag humas.

Di masa pemerintahan Harnojoyo sebagai wali kota Palembang, karier Dewa melesat. Hingga akhirnya mencapai jabatan tertinggi untuk seorang PNS, yakni sebagai sekda Kota Palembang. “Saat Pak Harno berakhir masa jabatannya 2023, sedangkan pilkada baru 2024, saja ditunjuk sebagai Pj Wali Kota,” tutur Dewa.

Sejak menjabat Sekda, Dewa lebih banyak turun dan berkomunikasi intensif dengan warga. Bahkan tidak jarang, menurut Dewa, dirinya mengunjungi kelurahan dan kecamatan untuk mendengarkan keluhan dan aspirasi langsung dari semua kalangan. Momen-monen inilah membuat dia akhirnya dikenal lebih luas lagi. 

"Saya tipikal orang yang lebih banyak gerak dibandingkan duduk di kantor. Oleh karena itu, saat ada waktu luang, saya keluar kantor dan berkeliling Kota Palembang untuk melihat kehidupan masyarakat serta terus merealisasikan aspirasi warga,” bebernya.

BACA JUGA:PJ Wali Kota Palembang: Semua Singa Palembang, Tetap Semangat Berprestasi

BACA JUGA:Pj. Wali Kota Palembang Akan Berganti, Pelantikan Dilakukan Besok

Gerak cepat Dewa dengan segala solusinya terhadap berbagai permasalahan yang ada perlahan mendapatkan kepercayaan masyarakat. “Hingga saya dikatakan sekda rasa wali kota. Cibiran itu tidak saya anggap. Justru membuat saya terlecut ingin membuktikan kalau saya bisa wujudkan semua itu," ulas Dewa.

Terus menguatnya dukungan dari masyarakat, akhirnya membuat dia memutuskan untuk maju dalam pilkada Palembang. Dengan restu dari ibu, istri dan keempat anaknya, rasa ragu yang sempat menggelayut di benak dan pikiran pria kelahiran Muara Kuang, Ogan Ilir 17 Agustus 1969 itu pun lenyap. 

Di awal setelah memproklamirkan diri maju dalam pilkada Palembang, dia mulai melakukan lobi-lobi politik ke beberapa partai. Dengan harapan bisa didukung dan diusung. 

Dalam proses inilah, dia  akhirnya menyadari peliknya dunia politik. Bukannya didukung apalagi diusung, Dewa hanya mendapatkan janji manis dan angin surga. Dia sempat merasa dicampakkan. "Dari situ saya tahu kehidupan di politik tidak ada yang pasti dan semuanya dapat terjadi. Sulit melihat hitam putih, 1+1 tidak 2. Namun saya menyerah dan terus gerilya mencari dan melakukan komunikasi politik, hingga akhirnya saya didukung dan diusung oleh PDI Perjuangan, Partai Golkar dan Partai Gerindra,” bebernya.

Seiring waktu, tidak hanya tiga parpol yang mendukungnya. Ada juga 11 parpol non parlemen yang ikut mengusungnya maju menjadi calon Wali Kota Palembang. Setelah mencukupi persyaratan, Dewa dan Prima Salam kemudian mendaftarkan diri ke KPU Kota Palembang sebagai bakal Cawako-Cawawako Palembang.

BACA JUGA:Milenial dan Gen Z Jadi Fokus Program Calon Wakil Wali Kota Palembang Nandriani Octarina

BACA JUGA:Pedagang Nakal Jual Nama Pemerintah, Naikkan Harga Ayam Potong, Hasil Sidak Pj Wali Kota Palembang

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan