Puasa dengan Hati dan Keikhlasan

Bagaimana menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan? Bulan suci Ramadan merupakan bulan termulia dari 11 bulan lainnya. Karena banyak keistimewaan yang diberikan Allah swt pada bulan ini.

Umat Islam sudah selayaknya tidak menyia-nyiakan keistimewaan bulan ini. Pada bulan lain, tidak disyariatkan untuk melaksanakan puasa wajib. Tidak disyariatkan untuk melaksanakan salat tarawih secara berjemaah di masjid atau musala.  Tapi pada bulan ini Allah swt memerintahkan kita untuk berpuasa dengan satu perintah yang populer yakni Ya ayyuhalladzina amanu kutiba alaikumus shiyamu kama kutiba alalladzina min qoblikum laalakum tattakun (Al-Baqoroh ayat 183).

Yang dipanggil berpuasa ini tidak semua orang. Tetapi hanya orang yang beriman. Maknanya mendalam. Yang mampu untuk melakukan puasa Ramadan dengan sempurna itu, hanya orang orang yang beriman. Maka ini menjadi takaran atau tolok ukur untuk mengukur keimanan kita.

Ketika kita mampu melaksanakan ibadah Ramadan dengan baik. Insya Allah kita akan disebut orang orang yang beriman. Bagaimana persiapan? Dari sekian yang perlu dipersiapkan dan utama yakni hati. Karena segala perbuatan atau ibadah bila dilandasi dengan hati, maka menjadi baik. Karena itu penting menata hati. Apa yang harus ditata dalam hati, yakni keikhlasan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan. Siapa yang mengatakan berlapar ini lebih nikmat ketimbang kenyang. Tentu kenyang akan lebih nikmat dari lapar.

Tetapi bagi yang ikhlas, maka lapar sekalipun akan jadi nikmat karena hati bersih. Karena sudah tertanam dalam hatinya hanya untuk Allah swt semua. Hal yang hendak ditanamkan dalam ibadah puasa yakni paradigma cinta/kasih sayang yang hendak Allah swt tumbuhkan.

Dibanding ibadah lain yakni seperti salat akan tampak, haji itu tampak. Tapi beda dengan puasa. Hanya kita dan Allah swt yang tahu. Maka sesungguhnya Allah swt ingin mengukur bagaimana kadar kecintaan kita kepada Allah swt.

Ini nikmat orang yang menjalankan puasa dengan hatinya. Menata hati ini penting. Karena banyak orang yang tergoda nafsunya, tergoda rayuan iblis supaya berbuat maksiat, supaya tidak melaksanakan puasa. Tetapi Allah menjamin bahwa hamba Allah swt yang ada keikhlasan dalam hatinya, akan mampu menghadapi Ramadan ini dengan sukses. Cinta yang dibangun dalam Ramadan luar biasa.

Ketika puasa yang dibangun karena Allah swt. Berbuat kita karena Allah, maka Allah berjanji dalam Alquran, maka Allah akan balas mencintai kita. Ketika ibadah dibangun karena cinta kepada Allah, sesungguhnya itu sebagai bentuk cinta kepada Allah swt. Puasa itu bukan untuk menolong Allah swt atau agama. Karena Allah swt tidak butuh pertolongan. Tapi pada dasarnya puasa kita untuk menolong diri kita sendiri. Maka pertolongan dan cinta Allah swt akan sampai kepada kita. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan