https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Sulit Kalahkan Dominasi Tengkulak, Sebagian Beras Sumsel ‘Lari’ ke Luar Daerah

--

SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Aturan harga pembelian pemerintah (HPP) baru Rp6.500 untuk gabah petani belum diterapkan optimal. Para petani masih mengeluhkan hasil panen mereka dibeli murah, tak sesuai dengan nilai yang sudah ditetapkan pemerintah. Alhasil, banyak yang jual dengan pembeli/tengkulak luar daerah.

Hal ini diungkap penyuluh pertanian Desa Lubuk Seberuk, Kecamatan Lempuing Jaya Kabupaten OKI, Priyo. Dia mengaku sudah mengetahui informasi pencabutan aturan rafaksi HPP gabah dan beras. “Kita lihat nanti di lapangan, mudah-mudahan benar," harapnya. 

Kalau itu benar diterapkan, memang itu yang diharapkan petani. Sebab, selama ini petani tidak menjual ke Bulog karena terlalu banyak persyaratan yang harus dipenuhi.

Untuk petani di Desa Lubuk Seberuk ini banyak menggunakan modal sendiri. Tidak banyak yang meminjam modal dari tengkulak dan belum masuk masa panen. “Tapi mereka tetap banyak menjual kepada tengkulak. Musim panen terakhir, gabah Rp4.700-Rp5.300 per kg,” ulasnya.

Di wilayah Air Sugihan misalnya, sekarang tengah masa panen dan gabah dibeli dengan kisaran harga Rp4.600-Rp 4.800/kg. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten OKI, Ir Sahrul MSi, produksi padi sepanjang 2024 lalu mencapai 567 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau setara 325 ribu ton beras. Sedangkan kebutuhan warga OKI hanya 87.973 ton. 

BACA JUGA:Gabah Rp6.500 per Kg Wajib Diserap Bulog dan Swasta Tanpa Syarat, Pemerintah Cabut Ketentuan Rafaksi HPP

BACA JUGA:Bulog Sebut Tinggal Bayar, Diwajibkan Beli Rp6.500 per Kg untuk Semua Jenis Gabah

“Ada surplus beras 238 ribu ton dari OKI yang diperjualbelikan ke daerah lain,” terangnya. Target produksi padi tahun ini 900 ribu ton dari lahan baku sawah yang luasnya mencapai 102 hektare. Terdiri dari lahan lebak, rawa, irigasi, hingga areal PSR.

Tahun ini target tanam mencapai 173 ribu hektare (sebagian wilayah sudah IP 200). Lalu ada cetak sawah mencapai 30 ribu hektare, optimasi lahan 20 ribu hektare ditambah pemanfaatan lahan PSR potensinya ada 36 ribu hektare.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura OKI, Sahrul, sangat mengharapkan harga gabah di tingkat petani menjadi Rp6.500 sesuai HPP. “Karena saat ini masih berkisar Rp5.300-Rp5.800 per kg. Sehingga petani banyak langsung menjual gabah ke tengkulak atau pengusaha gabah yang ada,” ujarnya. 

Mengenai banyak petani tidak menjual gabah ke Bulog, disebutnya kemungkinan terkendala gudang penyimpan atau persyaratan kualitas gabah atau berasnya.

Sementara, Ratno, seorang petani dari Desa Sukamulya, Kecamatan Semendawai Suku III, OKU Timur. "Saat panen raya, harga gabah seringkali di bawah HPP,” ujarnya. Sebagian gabah hasil panen petani OKU Timur dibeli PT BPR. 

BACA JUGA:Gabah Banyuasin Masih di Bawah Rp5.500, Belum Sesuai HPP Rp6.500, Agus: Intinya Nge-Prank Petani, Bikin Kesal

BACA JUGA:Produksi Gabah Naik, Banyuasin Peringkat 3 Nasional

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan